BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Bearbrand

Bagaimana Puasa Bisa Bantu Turunkan Berat Badan?

Kompas.com - 24/04/2020, 08:40 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berpuasa memiliki sederet manfaat bagi kesehatan. Salah satunya adalah menurunkan berat badan atau menjaga bentuk tubuh ideal.

Nah, benarkah bulan puasa adalah momentum yang tepat untuk kembali merencanakan penurunan berat badan?

Sebuah studi yang dilakukan para peneliti dari Uni Emirat Arab menemukan, orang orang yang berpuasa di Bulan Ramadhan bisa mengalami penurunan berat badan rata-rata satu kilogram.

Baca juga: Tips Makan Sahur Sehat Selama Bulan Puasa

Penelitian tersebut melibatkan akademisi dari Universitas Sharjah bersama para kolega di Bahrain dan Inggris.

Para ilmuwan menganalisa 85 laporan yang dipublikasikan selama 1982-2019 terhadap 4.000 orang di 25 negara.

Analisa dilakukan untuk mempelajari dampak berpuasa sebulan penuh terhadap massa tubuh.

Salah satu penulis penelitian sekaligus Profesor Nutrisi Manusia dari Universitas Sharjah, Dr Mo'ez Al Islam Faris memberi penjelasan.

Dia mengatakan, kesimpulan penelitian tersebut adalah ada efek-efek kecil hingga menengah yang terjadi pada berat badan seseorang yang berpuasa di Bulan Ramadhan.

“Setiap pengurangan berat badan baik untuk kesehatan, untuk sistem kardiovaskular dan kesehatan umum," ungkap dia, seperti dilansir laman the National.

Baca juga: 4 Tips Persiapan Puasa Ramadan di Tengah Pandemi Covid-19

Pada penelitian yang ditulis di European Journal of Nutrition ini, peneliti mengatakan puasa rata-rata menghasilkan penurunan berat badan 1,022 kilogram pada orang yang tidak atletis.

Meskipun sedikit, penurunan tersebut masih cukup signifikan secara statistik dan menawarkan manfaat kesehatan yang potensial.

Faris menambahkan, penurunan berat badan selama puasa Ramadhan bukan karena orang makan lebih sedikit. Namun,karena perubahan metabolisme lemak yang dilakukan tubuh selama puasa.

Penurunan berat badan sebagian disebabkan oleh menipisnya cadangan glikogen yang tersimpan di hati.

Jika simpanan glikogen berkurang, tubuh menggunakan lemak yang disimpan di dalam tubuh sebagai sumber energi dengan melepaskan zat yang disebut asam lemak ke dalam darah.

Baca juga: Sehat Ala Deddy Corbuzier, dari Puasa hingga Pantang Gula

Hati kemudian mengambil lemak ini untuk digunakan dalam produksi energi.

Dengan kata lain, tubuh menggunakan simpanan energi internalnya karena tidak mendapatkan sumber energi eksternal.

“Jaringan (lemak) adiposa adalah sumber energi utama. Simpanan lemak tubuh adalah sumber energi dalam puasa dari 12-15 jam," ungkap dia.

Analisa lain tang ditemukan Faris dan rekannya adalah, puasa dapat mengurangi lingkar pinggang dan tekanan darah.

Kondisi ini juga meningkatkan kadar kolesterol lipoprotein densitas tinggi atau sering disebut sebagai kolesterol baik karena dapat mengurangi risiko masalah jantung atau stroke.

Namun, Faris mengatakan, efek puasa Ramadhan menunjukkan variasi yang luas antara studi dan beberapa orang yang -justru, mengalami kenaikan berat badan.

Baca juga: Jennifer Aniston Pilih Diet Puasa untuk Tetap Langsing

Kondisi ini sebagian dapat dijelaskan oleh variasi genetik dan perbedaan geografis, karena durasi puasa tergantung pada waktu antara matahari terbit dan terbenam yang bisa bervariasi tergantung garis lintang.

Seseorang juga bisa mengalami kenaikan berat badan jika buka puasa secara berlebihan.

“Mereka makan seperti pesta. Itu tidak sehat dan tidak benar-benar mengikuti petunjuk Nabi," kata Faris.

"Kita bisa mendapatkan lebih banyak manfaat kesehatan dengan menjaga perilaku makan tetap sederhana, dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk ibadah serta melakukan perbuatan baik."

 


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com