Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/04/2020, 20:42 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dari berbagai jenis diet pengurangan berat badan yang ada, ternyata tidak banyak yang memberi manfaat kesehatan untuk jangka panjang.

Sebuah analisis terhadap 121 studi diet, yang meneliti diet pada lebih dari 21.000 orang, menemukan bukti yang mendukung pernyataan ahli selama bertahun-tahun, yaitu diet ketat tidak efektif dalam jangka panjang.

Pada studi yang diterbitkan dalam British Medical Journal, para penulis menyimpulkan, sebagian dari 14 diet yang mereka periksa menghasilkan peningkatan tekanan darah dan penurunan berat badan rata-rata 4,5 kg pada enam bulan.

Namun setelah satu tahun memulai diet, sebagian besar manfaat penurunan berat badan itu hilang dan risiko penyakit jantung mereka kembali muncul, kecuali bagi mereka yang mengikuti diet Mediterania.

Baca juga: Diet Mediterania Bikin Usia Hidup Lebih Panjang, Apa Sebabnya?

"Pesannya relatif jelas," kata penulis studi, Gordan Guyatt, profesor di McMaster University, kepada Insider.

"Tidak masalah apa pun diet yang kita pilih, penurunan berat badan yang kita dapatkan tidak jauh berbeda. Diet, bagi kebanyakan orang, umumnya tidak berhasil dalam jangka panjang."

Adapun sekitar 69 persen dari 21.942 peserta yang diteliti adalah wanita, dengan usia rata-rata 49 tahun, dan diet berlangsung sekitar enam setengah bulan.

Sebagian dari diet yang mereka jalani adalah Weight Watchers, South Beach, sementara yang lain berdasarkan tren, seperti diet rendah lemak atau paleo.

"Namun harus diingat, menurunkan tekanan darah atau kolesterol jahat untuk jangka waktu tertentu, misalnya enam bulan, tidak akan membuat perbedaan jangka panjang jika naik kembali," kata Guyatt.

"Kita harus memiliki tekanan darah dan penurunan lipid selama bertahun-tahun sebelum itu benar-benar akan menurunkan risiko kejadian buruk seperti stroke dan serangan jantung."

Baca juga: Diet Mediterania Diprediksi Jadi Diet Terbaik 2019, Apa Alasannya?

"Studi ini menegaskan kembali apa yang sudah kita ketahui," kata Caroline Apovian, direktur Nutrition and Weight Management Center di Boston Medical Center.

Apovian menyebut, penelitian ini tidak menghilangkan perbedaan antara masing-masing diet, kecuali diet mediterania.

Ia menambahkan, diet Mediterania terlihat unggul dalam penelitian ini, ketika peserta yang melakukan diet omega-3 mempertahankan risiko penyakit jantung yang menurun pada 12 bulan, tidak seperti semua diet lainnya.

Lalu, bagimana cara menerapkan pola diet ini?

Diet mediterania menekankan konsumsi makanan yang sehat untuk jantung seperti kacang, ikan dan minyak zaitun. Pola diet ini juga membatasi asupan daging merah, mentega, dan gula tambahan.

Menerapkan pola makan yang kaya nutrisi, seperti yang ada dalam diet mediterania, memberi manfaat yang besar.

Kita bisa memulai diet ini dengan meningkatkan asupan sayuran atau beralih dari biji-bijian olahan ke biji-bijian murni.

Baca juga: Diet Mediterania Juga Mampu Mengusir Depresi, Benarkah?

 

Berikut pola diet mediterania secara rinci:

  • Biji-bijian: Satu hingga dua porsi roti gandum utuh, pasta, atau nasi setiap kali makan.
  • Sayuran: sertakan dua porsi sayuran dalam berbagai warna saat makan siang dan makan malam.
  • Kita bisa mengonsumsi satu porsi setengah cangkir sayuran yang dimasak, atau satu cangkir sayuran mentah.
  • Pola diet mediterania biasanya mengutamakan konsumsi sayur seperti kale, terong, artichoke, bit, dan ubi jalar.
  • Buah dimakan sebagai makanan penutup sebanyak satu hingga dua porsi setelah makan siang dan makan malam.
  • Aslinya orang mengonsumsi buah-buahan seperti apel, aprikot, kurma, buah ara dan buah delima, yang umum di wilayah Mediterania.
  • Lemak: daripada konsumsi keripik atau camilan olahan, pilih lemak dari sumber yang sehat seperti minyak zaitun dan kacang.
  • Batasi asupan minyak zaitun antara satu hingga empat sendok makan sehari, termasuk minyak yang digunakan untuk memasak.
  • Daging: kita harus mendapatkan protein dari sumber yang kaya omega 3 seperti salmon, tuna mackerel, dan ikan teri.
  • Batasi asupan daging merah hanya beberapa kali per bulan.
  • Susu: dalam diet mediterania, kita bisa mengonsumsi tiga porsi yogurt rendah lemak, keju, atau susu per minggu.

Baca juga: 11 Makanan yang Harus Dikonsumsi Saat Jalani Diet Mediterania

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com