Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/04/2020, 10:47 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak orang langsung melanjutkan tidur setelah santap sahur. Kebiasaan ini sebetulnya tidak dianjurkan karena sejumlah alasan kesehatan, terlebih bagi penderita Gerd (Gastroesophageal Reflux Disease).

Gerd merupakan kondisi ketika asam lambung mengalir balik menuju kerongkongan. Apabila dibiarkan dalam jangka panjang, bisa menyebabkan komplikasi karena asam lambung yang naik

Dr. Kaka Renaldi, Sp.PD-KGEG menjelaskan, pasien Gerd seringkali mengalami gangguan pengosongan lambung.

Kondisi ini menyebabkan turunnya makanan menjadi lebih lama dari orang pada umumnya. Jika pada orang normal makanan turun ke usus halus kurang lebih selama 2-3 jam, penderita Gerd membutuhkan waktu lebih lama dari itu.

"Jadi pasien Gerd sangat saya anjurkan tidak tidur sehabis sahur," tuturnya dalam sesi Live Instagram bersama dr. Arti Indira M. Gizi, Sp. GK dan dr. Teuku Adifitrian, SpBP-RE (dr. Tompi), Senin (27/4/2020).

Baca juga: Tahukah Kamu, Berpuasa Justru Baik bagi Penderita Gerd

Munculnya rasa kantuk setelah santap sahur memang wajar terjadi. Apalagi jika kita tidak cukup tidur di malam hari.

Jika kamu menderita Gerd dan tidak bisa menahan kantuk usai santap sahur, kamu tetap bisa tidur sejenak asalkan tetap mengatur posisi tidur. Jangan tidur dalam keadaan telentang.

"Kalau pun mengantuk, tidur setengah duduk di kursi goyang atau kursi tapi posisinya tegak," kata Kaka.

Secara umum, posisi tidur penderita Gerd di malam hari juga perlu diperhatikan. Kaka menyarankan menumpuk bantal agak tinggi untuk menghindari asam lambung yang naik ke kerongkongan.

Ini dilakukan agar tidak timbul keluhan dada terasa panas di malam hari yang pada akhirnya membuat terbangun.

Baca juga: Tips Makan Sahur Sehat Selama Bulan Puasa

Selain itu, jika penderita Gerd senang tidur menyamping, usahakan untuk tidur menyamping ke sisi kanan.

"Karena dengan miring ke kanan tidak akan reflux ke atas (kerongkongan). Ini ada di banyak jurnal," ungkap Kaka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com