Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/05/2020, 16:34 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada kalanya, tubuh kita berpeluh saat terbangun di tengah malam. Dan kita sering menyalahkan cuaca atau suhu ruangan yang panas sebagai penyebabnya.

Padahal, kondisi tersebut juga dapat menandakan kita mengalami keringat malam, atau hiperhidrosis tidur.

Keringat malam tidak berhubungan dengan lingkungan kita, termasuk jika suhu di kamar terlalu panas.

Baca juga: Cuaca Panas, Waspada Biang Keringat pada Bayi

Sebaliknya, keringat malam biasa disebabkan oleh fluktuasi hormon dalam tubuh atau efek samping dari pengobatan.

Hal inilah yang dapat memiliki dampak besar pada tidur kita.

Berkeringat di malam hari sering membangunkan kita, karena kita harus mengganti pakaian, atau bahkan seprai, agar dapat kembali tidur dengan nyaman.

Lalu, apa saja pemicu umum dari kondisi keringat malam, dan kapan kita harus ke dokter.

Menopause

Berkeringat di malam hari sering dikaitkan dengan fluktuasi hormon selama menopause dan perimenopause.

Lebih dari 80 persen wanita dalam perimenopause dan menopause mengalami hot flash (perasaan hangat yang tiba-tiba dan intens).

Ketika terjadi di malam hari, ini dapat menyebabkan keringat malam.

Menopause terjadi 12 bulan setelah seorang wanita memiliki periode menstruasi terakhir, biasanya antara usia 45-55 tahun.

Baca juga: Diet Galveston, Baik untuk Wanita Menopause?

Sedangkan, perimenopause terjadi dalam 7-14 tahun sebelum menopause.

Secara khusus, penurunan hormon estrogen yang terjadi selama perimenopause terkait keringat malam, karena itu memengaruhi pengaturan suhu tubuh.

"Wanita mengalami lebih banyak keringat malam terkait perubahan hormon selama perimenopause dan menopause."

Demikian dikatakan Soma Mandal, MD, internis di Summit Medical Group, Berkeley Heights, New Jersey, Amerika Serikat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com