Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/06/2020, 11:28 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kematian warga kulit hitam George Floyd, di Minneapolis, Amerika Serikat, menjadi perhatian dunia. Flyoid (46) meninggal akibat perlakuan perwira polisi kulit putih, Derek Chauvin. 

Floyd diketahui meninggal karena kehabisan napas setelah Chauvin menggunakan dengkul untuk menekan leher korban ke aspal di belakang sebuah mobil di tepi jalan. Dalam insiden Senin (25/5/2020) sore itu, Floyd tengkurap dan tangan terborgol di punggung.

Sejumlah saksi mata merekam insiden itu. Dalam video, Floyd berkali-kali mengatakan tidak bisa bernapas. Sejumlah orang yang menyaksikan penangkapan itu juga mengingatkan bahwa Floyd kesulitan bernapas. Namun polisi bergeming.

Floyd akhirnya dibawa dengan ambulans dan di rumah sakit dinyatakan meninggal.

Sebuah otopsi independen yang diminta oleh keluarga mendiang Floyd menemukan bahwa pria itu meninggal akibat asphyxia dari tekanan berkelanjutan.

Temuan itu mencatat, pembunuhan Floyd disebabkan oleh asphyxia karena kompresi leher dan punggung yang mengakibatkan kurangnya aliran darah ke otak.

Baca juga: Demo George Floyd Ricuh, WNI Diminta Tidak Ikut Campur

"George meninggal karena dia membutuhkan napas, menghirup udara," kata pengacara keluarga Floyd, Ben Crump, dalam konferensi pers.

Laporan tersebut mencatat, berat badan, posisi, dan borgol yang dipakai Floyd adalah semua faktor yang mencegah diafragmanya berfungsi dengan baik dan menyebabkan ia meninggal dunia, menurut ABC News.

Apa itu asphyxia?

Ketika seseorang mengalami sesak napas (asphyxia), berarti pernapasannya terganggu sehingga mpengiriman oksigen ke jaringan dan sel-sel tubuh berkurang.

Hal itu bisa berakibat fatal dan terjadi secara traumatis ketika seseorang mengalami tekanan yang kuat pada "area dada".

Namun, asphyxia bisa juga disebabkan oleh tersedak, tenggelam, dan tercekik. Dalam bahasa Yunani, istilah ini secara harfiah berarti "berhentinya denyut nadi".

Baca juga: Hasil Otopsi, Kematian George Floyd adalah Pembunuhan

Para pengunjuk rasa ketika berlutut untuk berdoa di Lapangan Lafayette, dekat Gedung Putih, Washington DC, sebagai bentuk protes setelah seorang pria kulit hitam bernama George Floyd tewas karena lehernya ditindih polisi Derek Chauvin di Minneapolis, Senin pekan lalu (25/5/2020).AFP via BBC Para pengunjuk rasa ketika berlutut untuk berdoa di Lapangan Lafayette, dekat Gedung Putih, Washington DC, sebagai bentuk protes setelah seorang pria kulit hitam bernama George Floyd tewas karena lehernya ditindih polisi Derek Chauvin di Minneapolis, Senin pekan lalu (25/5/2020).

Menurut dokter forensik Allecia Wilson, dari bukti-bukti yang ada penyebab kematian Floyd memang asfiksia mekanik.

Istilah "mekanis" berarti semacam kekuatan fisik (seperti lutut) yang terlibat, mengganggu pengiriman dan pengambilan oksigen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com