Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Aurel dan Azriel dengan Krisdayanti dari Kacamata Psikolog Anak

Kompas.com - 08/06/2020, 21:34 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perseteruan antara Aurel-Azriel Hermansyah dan sang ibu kandung, penyanyi Krisdayanti atau KD kembali menjadi pembicaraan hangat.

Baru-baru ini, Azriel mengungkapkan bagaimana sebenarnya hubungan dirinya dan Aurel dengan sang ayah tiri, Raul Lemos yang belakangan memanas.

Karena masalah itu, Azriel menyebut Aurel harus mengunjungi psikolog.

Baca juga: Luapan Isi Hati Azriel untuk Krisdayanti hingga Ingin Bongkar Makian Raul Lemos

Azriel juga mengungkapkan bagaimana Krisdayanti menjadi jarang menghabiskan waktu dengannya dan Aurel setelah menikah dan memiliki keluarga baru dengan Raul.

Terkait kasus ini, psikolog Mario Manuhutu, M. Si., mengungkapkan pandangannya.

Menurut Mario, perceraian antara Krisdayanti dan Anang tak ubahnya luka bagi Aurel dan Azriel.

“Buat saya dua anak ini bisa saja marah ya, tapi mereka tidak tahu bagaimana menyampaikan kemarahan, atau sudah berproses,” kata Mario kepada Kompas.com dalam sambungan telepon, Selasa (8/6/2020).

Masalah ini lantas membuat luka yang lama sudah 'diperban' itu kembali terbuka, sehingga menimbulkan reaksi pada anak.

“Sakit lagi dan ya sudah dikeluarkan saja. Atau ya mungkin ini juga mekanisme mereka menyelesaikan konflik,” ujar Mario.

Baca juga: Selama Social Distancing, Apa yang Dilakukan Keluarga Anang di Rumah?

Duduk permasalahan yang sebenarnya memang hanya Aurel, Azriel, dan KD yang sangat paham apa yang sesungguhnya terjadi.  

Namun menurut Mario, seharusnya orangtua tidak egois dan punya kewajiban memikirkan anak saat akan memulai rumah tangga baru.

Komunikasi antara anak bawaan dan orangtua kandung juga sebaiknya tak dihalangi.

Pasalnya, bila ada penghalang, anak akan merasa mendapatkan masalah bertumpuk yakni, perpisahan orangtua dan ibu yang memiliki rumah tangga baru yang membuatnya seakan makin menjauh. 

“Ini akan menimbulkan suatu pikiran negatif pada anak,” ujarnya.

“Salah si anak apa sampai dibatasi? Seharusnya dibiarkan saja, mengalir, pola komunikasi antara ibu dan anak dibiarkan mengalir,” pungkas Mario.

Baca juga: 5 Hal yang Bisa Dipelajari Suami Istri dari Perceraian Pasangan Lain

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com