Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Komunikasi Pasangan dengan Anak dari Pernikahan Terdahulu

Kompas.com - 09/06/2020, 15:04 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com— Menikah merupakan keputusan besar dalam hidup yang harus dipertimbangkan dengan matang, terlebih jika pasangan kita sudah pernah berkeluarga dan memiliki anak dari pernikahan terdahulu. 

Salah satu konsekuensinya adalah kita harus siap membagi waktu, energi, dan perhatian, untuk anak-anak pasangan. Bagai mana pun anak adalah prioritas tiap orangtua.

Meski anak-anak tersebut tidak diasuh oleh pasangan, namun komunikasi mereka harus tetap dijaga. Kita harus paham bahwa pasangan kita harus tetap menjalankan peran sebagai orangtua dan bekerjasama dengan mantan pasangannya. 

Psikolog Mario Manuhutu, M. Psi. mengatakan bahwa komunikasi dari orangtua dan anak seharusnya tidak boleh dihalangi oleh siapapun, termasuk dengan pasangan yang baru.

“Idealnya jangan dibatasi komunikasinya, anak punya hak,” ujar Mario kepada Kompas.com saat dihubungi, Selasa (8/6/2020).

Baca juga: Kasus Aurel dan Azriel dengan Krisdayanti dari Kacamata Psikolog Anak

Komunikasi yang terhalang akan membuat anak menyimpulkan sendiri apa yang terjadi yang belum tentu sesuai dengan kenyataan.

“Dia jadi menyimpulkan, apa salah saya sampai saya enggak boleh ngobrol,” kata psikolog anak lulusan Universitas Indonesia ini.

Mario mengatakan bahwa konflik mungkin masih ada di antara mantan pasangan, namun sebaiknya ini tak menjadi kendala untuk tetap hadir bagi anak kapanpun orangtua dibutuhkan.

“Upayakan agar apapun masalah saya dengan mantan, anak jangan dibawa-bawa. Tetap tidak boleh mengurangi perhatian untuk anak,” ujarnya.

Untuk pasangan baru, Mario juga mengimbau untuk tak ikut campur masalah pasangan kita dengan anak mereka yang terdahulu.

Bila hal itu terjadi, anak akan merasa terkena masalah yang bertumpuk yakni, perpisahan orangtua dan keluarga baru ayah atau ibunya yang seakan tak ingin dicampuri oleh anak dari pernikahan yang terahulu.

“Ini akan menimbulkan suatu pikiran negatif pada anak,” ucap Mario.

Baca juga: Bagaimana Sebaiknya Menjelaskan Perceraian Pada Anak?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com