Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/06/2020, 18:17 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com— Memetik sayuran segar hasil dari kebun sendiri kini bukan hal yang mustahil di perkotaan. Walau tak punya lahan tanah, kita bisa bercocok tanam di kebun hidroponik.

Sebenarnya menanam dengan media hidroponik bukan hal baru, namun di masa karantina pandemi Covid-19 kegiatan ini kembali populer sebagai salah satu hobi pengisi waktu luang.

Mantan penyiar radio, Asmara Letizia Wreksono yang akrab disapa Miund, termasuk orang yang baru mulai hobi berkebun sejak kantornya menerapkan kerja dari rumah tiga bulan lalu.

Kebun hidroponiknya berada di teras dan kebun kecil di depan rumahnya. Ia memilih media tanam ini karena dirasa paling cocok untuk yang orang belum pernah menanam sebelumnya seperti dirinya.

Miund mengaku sudah lama tertarik dengan kegiatan berkebun sejak kunjungan terakhirnya ke kampung halamannya  dan melihat petani sedang bercocok tanam di ladang. Namun keinginan itu ia tekan karena merasa tak punya pekarangan luas di rumah.

Baca juga: Berkebun Sayur, Hobi Baru yang Bikin Bahagia di Tengah Pandemi

Karena memilki lebih banyak waktu selama pandemi, ia memutuskan untuk mewujudkan keinginannya itu. Ia pun membekali diri untuk mencari kiat-kiat dasar bertanam hidroponik dan sistem yang tepat.

“Saya nonton youtube secara intensif, instagram, semua source yang bisa saya dapat saya pelajari, saya tiru dan terapkan,” ujar ibu satu anak ini.

Walau mengaku tak memulainya dengan setengah-setengah namun Miund tetap mencari starter pack hidroponik yang termurah di oniline shop.

Hal ini sekaligus mematahkan anggapan kebanyakan orang yang kerap menganggap bahwa menanam hidroponik butuh biaya besar.

“Pas pertama kali untungnya saya mendapatkan starter kit-nya di bawah Rp 100.000, ada sih macam-macam pilihan, rata-rata enggak sampai 200.000,” ujarnya.

Walau saat ini "kebun hidroponik bertingkat" bisa dibeli jadi, namun menurut Miund kita juga bisa membuatnya sendiri dengan bahan-bahan bekas. Tutorial membuatnya pun banyak tersedia di media sosial.

"Jadi cukup beli bibit dan nutrisi saja,” imbuhnya.

Baca juga: Memanen Untung dari Sayur Hidroponik, Bisnis yang Kebal dari Covid-19

Konsisten

Miund mengaku bahwa di awal menanam memang banyak kendala yang ia temui, mulai dari hama tanaman hingga benih yang gagal tumbuh.

Ia bercerita bagaimana dirinya gagal menumbuhkan pakcoy setelah berhasil menanam sayuran lainnya. Rupanya, saat menanam, musim dan cuaca juga sangat mempengaruhi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com