Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perasaan Terisolasi pada Remaja Berdampak Jangka Panjang

Kompas.com - 20/06/2020, 08:19 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber BBC

KOMPAS.com – Berkurangnya pertemuan tatap muka para remaja dengan teman-temannya akibat karantina saat pandemi bisa menimbulkan perasaan terisolasi dan berdampak jangka panjang.

Efek perasaan isolasi dan kesepian ini berdampak negatif pada remaja, terutama pada perkembangan otak, perilaku, dan kesehatan mentalnya.

Menggunakan media sosial untuk berkomunikasi bisa mengurangi efek negatif dari perasaan terisolasi itu. Walau begitu, para ahli menyebutkan bahwa sekolah bisa dibuka lagi, terutama untuk tingkat menengah, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Masa remaja, yaitu kelompok usia 10-24 tahun, merupakan periode yang rentan. Di usia ini mereka butuh menghabiskan waktu bersama teman-temannya, ketimbang keluarganya, karena mereka sedang menyiapkan diri untuk kehidupan dewasa.

Dikombinasikan dengan perubahan biologi dan hormonal, masa remaja juga sangat krusial dalam perkembangan otaknya.

Baca juga: Beratnya Aturan di Rumah Saja bagi Remaja

Dalam periode usia ini biasanya juga menjadi periode mulai munculnya masalah kesehatan mental.

“Akibat dari pandemic Covid-19, banyak remaja di seluruh dunia kini berkurang kesempatannya untuk interaksi tatap muka dengan teman-temannya, di periode yang sangat krusial dalam perkembangannya,” kata Prof. Sarah-Jayne Blakemore dari departemen psikologi Universitas Cambridge.

Ia mengatakan, walau karantina di rumah termasuk sementara, tapi bagi remaja beberapa bulan tetap jumlah yang besar dalam kehidupan remaja.

Mengingat terampasnya kehidupan sosial remaja, Blakemore dan timnya menyarankan agar pembuat kebijakan bisa mempertimbangkan aspek kesehatan mental remaja.

Baca juga: Rasa Isolasi Pandemi dan Isolasi Astronot di Luar Angkasa, Bedakah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com