Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Nonton TV Terlalu Sering? Waspadai Dampak Negatifnya

Kompas.com - 03/08/2020, 06:06 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Apa kegiatan yang paling sering dilakukan anak pada masa pandemi ini? Selain belajar online, kebanyakan anak menghabiskan waktunya dengan bermain handphone atau nonton televisi.

Televisi memang menjadi salah satu hiburan yang banyak digemari baik oleh orang dewasa maupun anak-anak. Terdapat beragam program dalam televisi yang membuat anak betah menontonnya.

Sebagian anak bahkan menghabiskan banyak waktunya hanya untuk menonton TV. Hal ini dianggap dapat berpengaruh buruk pada fisik maupun mental anak. Sebenarnya, bolehkah anak nonton TV?

Memperbolehkan anak nonton TV sebelum usia 18 bulan dapat memberikan dampak yang buruk.

Melihat layar, termasuk menonton TV, sebelum usia 18 bulan membawa dampak negatif yang bertahan lama pada perkembangan bahasa, keterampilan membaca, dan memori jangka pendek anak.

Baca juga: Menonton Televisi Punya Manfaat Banyak untuk Anak, Asal...

Oleh sebab itu, Akademi Kedokteran Anak Amerika Serikat (APA) merekomendasikan waktu layar (screen time) untuk anak, yakni:

  • Tak ada waktu nonton TV bagi bayi dan balita yang berusia hingga 18 bulan.
  • Hanya sesekali waktu nonton TV bersama orangtua bagi balita berusia 18-24 bulan.
  • Tidak lebih dari satu jam waktu nonton TV bagi anak usia prasekolah bersama dengan orangtua. Tontonan juga harus merupakan program edukasi yang dapat mengembangkan keterampilannya.
  • Memberi batasan waktu yang konsisten pada anak-anak dan remaja berusia 5-18 tahun, misalnya tak lebih dari 4 jam sehari untuk menonton TV agar tidak mengganggu waktu tidurnya maupun membuatnya tidak aktif secara fisik.

Bukan hanya memengaruhi kemampuan belajar, terdapat berbagai efek negatif yang dapat terjadi pada anak jika sering menonton TV.

Baca juga: Awas, Terlalu Sering Nonton TV dan Main Gadget Bisa Merusak Otak Anak

Efek negatif anak nonton TV

Menonton TV memang dapat menghadirkan kesenangan bagi anak, namun ini juga dapat memberi efek negatif. Beberapa efek negatif yang mungkin terjadi pada anak karena kebiasaan menonton TV, yaitu:

Memiliki masalah tidur

Pada umumnya, anak tidak dapat membedakan antara fantasi dan kenyataan sehingga ketika mereka menonton hal yang menakutkan atau berbau kekerasan, dapat menyebabkan sulit tidur dan mimpi buruk.

Menonton TV dikaitkan dengan perubahan pola tidur dan gangguan tidur pada kalangan anak-anak dan remaja. Padahal jadwal tidur yang teratur adalah bagian penting dari tidur yang sehat.

Mengalami kenaikan berat badan

Anak-anak yang menghabiskan lebih dari 4 jam per hari untuk menonton TV juga cenderung mengalami kelebihan berat badan karena tak bergerak aktif. Ketika menatap layar, termasuk menonton TV, anak-anak tidak akan bergerak aktif dan cenderung untuk ngemil.

Tak hanya itu, anak juga melihat berbagai iklan yang mendorong mereka untuk mengonsumsi makanan tidak sehat, seperti keripik kentang dan minuman berkalori rendah, yang seringkali menjadi camilan favorit.

Saat menonton TV, laju metabolisme juga lebih rendah daripada saat istirahat sehingga seseorang akan membakar lebih sedikit kalori saat menonton TV daripada hanya ketika duduk diam.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com