Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan Ralph Lauren Turun 60 Persen Akibat Pandemi

Kompas.com - 05/08/2020, 09:57 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Hypebeast

KOMPAS.com - Pandemi corona telah menelan banyak korban jiwa dan kerugian ekonomi, termasuk dalam industri fesyen. Banyak label mewah mengalami kerugian akibat pandemi.

Beberapa hari lalu diberitakan bahwa VF Corporation, induk perusahaan The North Face dan Vans melaporkan penurunan pendapatan 50 persen.

Rupanya Ralph Lauren juga bernasib serupa. Label pakaian yang berkantor di New York, AS, tersebut melaporkan hasil mengecewakan karena pandemi Covid-19.

Brand yang dikenal lewat kaos Polo-nya itu mengumumkan kerugian per saham untuk kuartal pertama yang lebih buruk dari perkiraan analis.

Ralph Lauren juga harus mengevaluasi struktur operasi jangka panjangnya dengan fokus pada enam bidang, termasuk bagaimana ia mengatur timnya dan di mana ia menjual produk-produknya.

"Kami memastikan kami siap untuk kembali lagi, dalam konteks baru ini, tiga hingga lima tahun ke depan," kata Chief Executive Ralph Lauren, Patrice Louve.

"Ada peluang untuk mengatur ulang, karena kami melihat perilaku baru yang berbeda pada konsumen dan lanskap ritel. Karenanya kami akan menerapkan strategi baru mulai beberapa bulan ke depan."

Ralph Lauren melaporkan penurunan sebesar 1,82 dollar AS atau setara Rp 26.000 per saham pada kuartal pertama, lebih tinggi dibandingkan perkiraan kerugian yang dikalkulasi para analis, yaitu 1,73 dollar AS atau sekitar Rp 25.000.

Penjualan di toko juga mengalami penurunan sebesar 57 persen.

Baca juga: Uniqlo Memperkirakan Penurunan Laba Hingga 50 Persen Tahun Ini

Pendapatan Ralph Lauren di kawasan Amerika Utara mengalami penurunan terbesar, yaitu turun 77 persen menjadi 165 juta dollar AS (setara Rp 2,4 triliun).

Kemudian, pendapatan di kawasan Eropa turun 67 persen dan Asia menurun 34 persen.

Louvet mengatakan, dia sudah menduga kuartal pertama akan menunjukkan pukulan terbesar akibat pandemi, namun banyak ketidakpastian di tengah musim liburan. "Kami menghadapi musim liburan dengan hati-hati," kata dia.

"Kami tidak ingin berada dalam situasi di mana kami perlu memberikan diskon."

Sementara itu, perusahaan tidak hanya menyiapkan strategi untuk beberapa tahun ke depan, melainkan juga berencana memperluas keragaman pada tenaga kerjanya.

Perusahaan sedang melakukan wawancara dengan dua kandidat untuk setiap posisi kepemimpinan, dan berharap orang kulit berwarna dapat mewakili 20 persen dari kursi kepemimpinan perusahaan secara global di tahun 2023.

"Perusahaan perlu bekerja lebih keras dan beralih ke saluran serta segmen baru untuk mengamankan pertumbuhan," kata Louvet.

Baca juga: Perusahaan Induk Vans dan The North Face Laporkan Penurunan Pendapatan


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Hypebeast
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com