Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Diet Keto Tak Efektif untuk Jangka Panjang?

Kompas.com - 14/08/2020, 17:13 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Informasi seputar diet dan cerita-cerita keberhasilannya dengan mudah kita dapatkan lewat internet atau media sosial. Namun, apa yang kita baca belum tentu benar.

Merujuk pada Herbalife Nutrition’s Asia Pacific Nutrition Myths Survey 2020, media sosial adalah saluran yang paling sering digunakan (68 persen) oleh konsumen Asia Pasitif untuk mendapatkan informasi terkait nutrisi.

“Namun, mereka juga bingung dalam membedakan apakah informasi yang mereka dapat merupakan fakta atau mitos,” kata Susan Bowerman, Senior Director, Worldwide Nutrition Education & Training, Herbalife Nutrition.

Senior Director, Worldwide Nutrition Education & Training, Herbalife Nutrition, Susan Bowerman.
Dok Herbalife Senior Director, Worldwide Nutrition Education & Training, Herbalife Nutrition, Susan Bowerman.
Mereka yang terobsesi untuk langsing mungkin akan segera mencoba apa yang mereka baca, tapi seringnya berakhir dengan kegagalan.

Selain tak berhasil mencapai target, mengikuti mitos yang salah juga bisa membuat berat badan gampang turun dan gampang naik, atau disebut diet yoyo.

Baca juga: Awas, Diet Yoyo Bikin Massa Otot Turun dan Massa Lemak Naik

Berikut adalah beberapa mitos keliru yang banyak dipercaya masyarakat, dan bagaimana faktanya:

1. Diet ketogenik adalah cara yang sehat untuk menurunkan berat badan

Dalam beberapa tahun terakhir diet keto banyak dibicarakan dan dipercaya dapat menurunkan berat badan secara drastis.

Menurut Bowerman, diet tinggi lemak seperti keto bukanlah cara yang berkelanjutan untuk menurunkan berat badan karena kita akan kehilangan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh.

Seseorang yang menjalankan diet keto mengonsumsi sangat sedikit karbohidrat, jumlah protein sedang, dan lemak yang sangat tinggi, sehingga memaksa tubuh mengandalkan lemak sebagai bahan bakar.

“Sementara hal ini membakar lemak tubuh, rendahnya konsumsi karbohidrat akan mengakibatkan lebih sedikit vitamin dan mineral yang diserap tubuh, serta kekurangan serat,” katanya.

 

Diet ketogenikThitareeSarmkasat Diet ketogenik

2. Karbohidrat membuat berat badan bertambah

Karbohidrat tidak dapat disalahkan atas penambahan berat badan. Namun, kelebihan kalori lah yang dapat menambah berat badan secara signifikan.

Menurut Bowerman, untuk memastikan diet seimbang, direkomendasikan 40 persen asupan kalori harian berasal dari karbohidrat yang sehat, seperti sayuran, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

“Kelompok makanan itu juga memberikan nutrisi penting seperti kalsium, zat besi, serat, dan vitamin B,” katanya.

Baca juga: Diet Keto tapi Berat Badan Tak Kunjung Turun? Mungkin Ini Alasannya

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com