BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Prodia

Pahami, Bagaimana Kurang Tidur Rusak Usaha Penurunan Berat Badan

Kompas.com - 18/08/2020, 14:09 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber CNET

KOMPAS.com - Meskipun kita sudah melakukan segala usaha dengan benar demi mencapai target penurunan berat badan, namun kondisi kurang tidur dapat merusak segalanya.

Jadwal tidur yang buruk, menurut Amanda Capritto dalam artikel di laman Cnet, ternyata amat berperan dalam merusak hasil diet dan olahraga yang sudah dilakukan.

Amanda Capritto adalah penulis tentang kesehatan, kebugaran, nutrisi dan pengobatan.

Dia juga adalah pelatih pribadi dan pelatih kesehatan bersertifikat, yang menghabiskan waktu luangnya melakukan latihan CrossFit, hiking, dan terkadang aktivitas ekstrem.

Baca juga: Cara Tradisional Menurunkan Berat Badan dengan Bahan Dapur

Amanda mengajak kita untuk membayangkan, usaha penurunan berat badan sebagai sebuah bentuk piramida.

Maka, tidur adalah lapisan paling bawah dari piramida tersebut. Kemudian lapisan di atasnya ada faktor nutrisi dan hidrasi, lalu olahraga.

Di bagian atas, kita memiliki hal-hal lain sebagai pendukungnya, misalnya aplikasi pelacakan jumlah kalori pada makanan, alat penghitungan langkah, dan berbagai fitur lainnya.

Namun demikian, kurang tidur tetap akan merusak upaya penurunan berat badan tersebut, setidaknya dalam empat faktor krusial.

1. Ketidakseimbangan "hormon lapar"

Dua hormon yang berkaitan dengan hal ini adalah leptin dan ghrelin, dan bagian ini akan "menggila" saat kita kekurangan waktu tidur.

Baca juga: Merasa Lapar setelah Makan, Apa Sebabnya?

Ghrelin merangsang nafsu makan, sementara leptin menguranginya.

Ketika kita tidak cukup tidur, lonjakan ghrelin dan leptin akan berkurang. Hasilnya? Nafsu makan akan melonjak, dan leptin tidak ada di sana untuk mengatakan, "hei, kami tidak lapar."

Yang juga benar-benar menakutkan adalah hal ini bisa terjadi hanya setelah satu malam kita mengalami kurang tidur.

2. Pilihan makanan yang buruk

Pikirkan tentang jenis makanan yang ingin kita santap saat lelah. Jika seperti kebanyakan orang, kita mungkin tertarik pada sesuatu yang manis dan tinggi karbohidrat olahan.

Atau, sesuatu yang berminyak, berlemak, dan lezat.

Para peneliti sebenarnya mengungkap tren ini dalam penelitian dan sains dengan jelas.

Ketika kita tidak cukup tidur, kita cenderung membuat pilihan makanan yang buruk.

Baca juga: Turunkan Bobot 136 Kg Jadi 67 Kg, Wanita 60 Tahun Jadi Cover Majalah

Para ilmuwan belum memahami semua mekanisme biologis di balik ini, tetapi berpikir itu mungkin terjadi karena sirkuit tertentu di otak kita.

3. Latihan kurang efektif

Kita mungkin tidak mendapatkan hasil maksimal dari latihan saat kurang tidur.

Hasil penelitian menunjukkan, olahraga terasa lebih keras setelah malam tanpa istirahat.

Lalu, perasaan lesu pun hadir hingga kita tak bisa bergerak secepat biasanya, mengangkat beban seberat biasanya, atau durasi berolahraga yang berkurang.

Namun, itu tidak selalu berarti buruk, karena tidak perlu bekerja keras di gym saat kita tidak cukup tidur.

Di balik itu, setidaknya ada sesuatu yang perlu diingat ketika kita tidak bisa tidak bertanya tanya mengapa latihan kita tidak berhasil.

Baca juga: 3 Cara Mengatasi Masalah Berat Badan Anak

4. Stres dan peradangan

Kita bukan tak mungkin mengalami stres akibat kegagalan dalam upaya yang kita lakukan.

Apalagi, tuntutan menyeimbangkan pekerjaan, tugas keluarga, dan rumah tangga selama pandemi sambil mencoba untuk tetap bugar adalah sebuah tantangan.

Kebanyakan orang tidak menyadari hal ini. Namun, melakukan latihan intens saat sudah terlalu stres tidak selalu merupakan ide yang baik.

Latihan intensitas tinggi memicu respons stres tubuh, dan jika tidak cukup tidur, tubuh tidak akan pulih dengan baik.

Peningkatan kronis hormon stres ini dapat menghambat upaya penurunan berat badan, pada akhirnya.

Sumber CNET

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com