Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berpura-pura, Trik untuk Membuat Perasaan Lebih Bahagia

Kompas.com - 27/08/2020, 12:50 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Dalam hidup, terkadang kita berpura-pura saat menghadapi sesuatu. Seperti berpura-pura tertawa atau bahagia di situasi yang seharusnya membuat kita bersedih.

Percaya atau tidak, berpura-pura dapat membantu saat kita merasa sedih, menurut para peneliti di University at South Australia.

Studi terbaru yang diterbitkan ke dalam jurnal Experimental Psychology mengungkap, berpura-pura tersenyum atau memberikan senyuman palsu bisa berdampak positif pada suasana hati.

Pada dasarnya, memicu otot wajah dengan tersenyum dapat memaksa otak kita untuk berpikir kita sedang bahagia.

"Ketika otot 'mengatakan' kita bahagia, kita lebih cenderung melihat dunia di sekitar dengan cara yang positif."

Begitu kata Fernando Marmolejo-Ramos, penulis studi dan ahli kognisi manusia dan buatan di University of South Australia.

Baca juga: Mengapa Bayi Tersenyum Saat Tidur?

Dalam studi ini, peneliti meminta 120 peserta yang terdiri dari 55 pria dan 65 wanita untuk tersenyum dengan memegang pena di antara gigi mereka.  Hal itu memaksa otot wajah mereka membuat gerakan senyuman.

Peneliti menemukan, aktivitas otot wajah tidak hanya mengubah ekspresi wajah, melainkan juga menghasilkan lebih banyak emosi positif.

Marmolejo-Ramos menyebutkan, gerakan otot pada senyuman merangsang bagian otak yang disebut amigdala dengan melepaskan hormon untuk menghasilkan kondisi emosional yang positif.

Amigdala adalah bagian otak yang memungkinkan manusia untuk merasakan emosi.

"Jika kita bisa menipu otak agar menganggap suatu kondisi membuat kita bahagia, kita berpotensi menggunakan mekanisme ini untuk meningkatkan kesehatan mental," kata Marmolejo-Ramos.

Baca juga: Hormon Stres Pengaruhi Kadar Gula Darah Penderita Diabetes

Ilustrasi tertawa.ctya.org Ilustrasi tertawa.

Penelitian dari Dr. Isha Gupta, ahli saraf yang berbasis di New York juga menemukan bahwa tersenyum bisa meningkatkan kadar hormon seperti dopamin dan serotonin dalam tubuh.

Gupta menerangkan, dopamin meningkatkan perasaan bahagia seseorang dan pelepasan serotonin dikaitkan dengan menurunnya stres.

"Tingkat serotonin yang rendah terkait dengan depresi dan agresi," kata Gupta kepada NBC News di tahun 2017 lalu.

Baca juga: Berkebun Sayur, Hobi Baru yang Bikin Bahagia di Tengah Pandemi

Studi lain pada 2009 yang dilakukan para peneliti di Universitas Cardiff, Wales menemukan 25 orang pengguna botox rata-rata lebih bahagia karena mereka tidak bisa mengerutkan dahi dibandingkan mereka yang mampu mengerutkannya.

Penelitian lain juga mengaitkan tindakan tersenyum dengan tekanan darah rendah dan umur panjang.

Singkatnya, kata Marmolejo-Ramos, ada kaitan kuat antara tindakan dan persepsi.

"Pendekatan dengan cara 'berpura-pura' bisa memiliki lebih banyak nilai positif daripada apa yang kita duga," kata Marmolejo-Ramos.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com