Telepon Terakhir Putri Diana, Penyesalan Terbesar William dan Harry

KOMPAS.com - 31 Agustus 1997, tepat 23 tahun Putri Diana meninggal dunia. Meski telah lama berlalu, pembahasan tentang mantan istri Pangeran Charles ini masih terus mengundang perhatian.

Diana tewas dalam kecelakaan mobil di Paris, Perancis. Banyak cerita tentang penyesalan yang muncul dalam kejadian itu.

Salah satunya adalah penyesalan yang hingga kini masih dirasakan oleh kedua anak Diana, Pangeran William dan Harry.

Baca juga: Ternyata, Pangeran Harry Amat Mirip Putri Diana

Di dalam film dokumenter produksi tahun 2017 berjudul "Diana, Our Mother: Her Life and Legacy", Harry dan William membahas dampak kematian sang ibu terhadap mereka.

Kedua bersaudara ini berbicara tentang penyesalan mereka soal pembicaraan telepon terakhir mereka dengan Diana.

Harry bahkan mengaku momen itu akan selalu menjadi penyesalan terbesar dalam sisa hidupnya. 

Ketika musibah itu terjadi, para pangeran ini baru berusia 15 dan 12 tahun.

Saat mereka mendapat telepon dari Diana, keduanya sedang tinggal di perkebunan Balmoral milik Keluarga Kerajaan di Skotlandia.

Baca juga: Alasan Putri Diana Selalu Membawa Tas Tangan di Lengan Kiri

Namun, keduanya tak berbicara lama dan segera mengakhiri percakapan dengan ibu mereka. 

William berbicara pertama kali di film dokumenter ITV, dan mengungkapkan kenangan terakhir dia tentang ibunya.

“Kenangan terakhir yang saya miliki adalah sebuah panggilan telepon di Balmoral," sebut dia.

“Pada saat Harry dan saya sibuk dengan urusan kami sendiri, bermain dengan sepupu kami dan bersenang-senang."

“Kini, saya pikir Harry dan saya terlalu terburu-buru mengakhiri pembicaraan telepon itu. Andai saya tahu, saya tak akan memutus telepon itu," ucap William. 

Baca juga: Kekurangan Meghan Markle Jadi Beban Pangeran Harry, Benarkah?

Duke of Cambridge lalu menambahkan harapan seandainya dia tahu bahwa setelah itu dia tak akan bisa berbicara dengan ibunya lagi.

“Jika saya sekarang tahu dengan jelas apa yang akan terjadi, saya tidak akan begitu terbur-buru dengan telepon itu,"