KOMPAS.com - Selain karena faktor makanan dan kurang olahraga, ada beberapa hambatan yang bisa menyebabkan usaha diet tak kunjung berhasil.
1. Perilaku jangka pendek
Tanpa pendekatan jangka panjang, kamu mungkin bisa menurunkan berat badan beberapa kilogram dalam dua minggu, namun setelahnya berat badanmu kembali naik (yo-yo diet).
Ini sering terjadi pada orang-orang yang menerapkan pola makan seperti diet keto, paleo atau diet ketat yang menjanjikan penurunan berat badan cepat.
Faktanya, kita membutuhkan pola makan yang seimbang, yang melibatkan semua kelompok makanan dalam jangka panjang.
Ingatlah tidak ada penurunan atau kenaikan berat badan yang instan. Untuk menurunkan berat badan, kita perlu menjalani kebiasaan sehat jangka panjang. Secara umum, penurunan berat badan normal per minggunya adalah 0,5-1kg kecuali untuk orang-orang dengan berat badan berlebih.
Baca juga: Mengenal Lazy Keto, Diet Keto yang Lebih Fleksibel
Banyak orang memiliki pola pikir "semua atu tidak sama sekali", seperti memangkas makanan olahan atau karbohidrat, roti, pasta, susu, dan keju.
Pada awalnya, kebiasaan tersebut mungkin terasa baik-baik saja, namun saat kamu mengonsumsi yang dipantang itu, kamu mungkin akan dihantui rasa bersalah karena telah merusak dietmu.
Pola pikir "semua atau tidak sama sekali" bisa membuat kita terperangkap dalam siklus turun-naik-turun berat badan yang berulang, dan kita akan terus dibayangi rasa bersalah dengan makanan.
Ini juga berlaku untuk olahraga. Jika kamu merasa sudah banyak berolahraga namun tidak merasa lebih bugar atau lebih kuat, mungkin saja kamu justru melakukannya terlalu keras.
Baca juga: 4 Tanda Kamu Mengonsumsi Karbohidrat Terlalu Banyak
3. Kurang dukungan
Tanpa dukungan lingkungan yang kuat, perjalanan penurunan berat badan akan terasa sepi dan mengintimidasi.
Beberapa orang mungkin menjalani diet tidak sehat karena stigma lingkungan mereka. Tak sedikit pula orang yang suka mengejek rekannya yang menjalani pola makan sehat, terutama jika tinggal di daerah dengan budaya makan-makan yang kuat.
Jika kamu merasa kekurangan dukungan, cobalah membuka obrolan dengan teman, keluarga dan pasangan tentang ini.
Kamu perlu menegaskan bahwa mereka tidak perlu ikut mengubah pola makannya jika tidak mau, tapi kesehatan sangat berarti untukmu dan kamu akan mengapresiasi jika mereka tidak mengejekmu karena melakukannya.