Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2020, 16:00 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Moms.com

KOMPAS.com - Imunisasi pada anak merupakan tindakan primer untuk mencegah penyakit menular yang memiliki komplikasi permanen seperti kecacatan, bahkan kematian.

Memang anak akan menangis dan rewel setelah disuntik vaksin, namun setelah rasa nyeri di bekas suntikan berkurang, biasanya anak akan tenang kembali. 

Injeksi menggunakan jarum bertujuan untuk memasukkan vaksin yang berupa cairan. Hal itu menyebabkan sedikit rasa sakit dan bengkak.

Tubuh juga akan bereaksi terhadap apa yang ada di dalam vaksin, untuk bersiap melawan penyakit yang coba dilindungi oleh vaksin.  Ketika tubuh mengembangkan antibodi, itu dapat menyebabkan pembengkakan, merah di bekas tempat suntikan, dan ketidaknyamanan.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk meminimalkan ketidaknyamanan setelah vaksinasi.

Baca juga: Unicef Indonesia Ingatkan Potensi Merebaknya Penyakit jika Imunisasi Rendah Saat Pandemi

Salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan ibu adalah mengompres bekas suntikan dengan waslap bersih dan air dingin.

Selanjutnya, minta anak untuk menggerakkan lengan atau kaki yang disuntik tadi. Jika anak masih bayi, orangtua bisa membantu melakukan gerakan. Rasa tegang pada anak saat menerima suntikan bisa menyebabkan nyeri.

Orantua juga harus memperhatikan pakaian anak saat mendapatkan vaksinasi. Semakin sedikit kain di sekitar tempat suntikan, semakin sedikit iritasi yang menggeseknya.

Jika anak demam setelah divaksin, berikan obat penurun panas sesuai anjuran dokter. 

Untuk mengurangi efek samping setelah imunisasi, pastikan anak dalam kondisi sehat. Sampaikan pada dokter jika anak memiliki alergi obat atau makanan.

Baca juga: Meski Pandemi Harus Tetap Imunisasi, Apa Saja yang Wajib untuk Anak?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Moms.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com