Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Tinggi Barista Berbahasa Isyarat di Sunyi Coffee

Kompas.com - 16/10/2020, 18:45 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyandang disabilitas seringkali menerima stigma dan diskriminasi dari masyarakat karena kekurangannya. Mereka juga kerap dipandang sebelah mata dalam berbagai hal, terutama soal pekerjaan.

Hal ini membuat banyak penyandang disabilitas tidak memiliki pekerjaan sehingga tingkat ekonominya pun relatif rendah.

Meski begitu, tidak banyak orang yang tahu, bahwa sebenarnya para penyandang disabilitas juga mempunyai semangat yang besar untuk bekerja dengan baik.

Bahkan, mereka cenderung lebih kreatif dan mudah beradaptasi dengan ilmu-ilmu yang baru didapatkan.

Salah satunya, para pekerja yang menjadi barista di sebuah kafe kecil di daerah Fatmawati, Jakarta Selatan.

Baca juga: Viral Cafe More Bandung, Sajikan Kopi Racikan Barista Penyandang Tunanetra

Tempat kopi bernama Sunyi Coffee tersebut bisa di dibilang rumah bagi semua barista tuli yang berjumlah 7 orang. Mereka berkomunikasi dengan bahasa isyarat.

Dalam siaran langsung di Instagram LocknLock bersama dengan Sunyi Coffee, Jumat (16/10/2020), co-founder Sunyi Coffee, Almas Nizar menjelaskan bahwa berdirinya kafe ini memang karena isu-isu terkait penyandang disabilitas.

Menurutnya, teman-teman penyandang disabilitas acap kali mendapatkan pekerjaan yang kurang layak untuk menunjang kehidupan mereka.

Maka, dengan adanya Sunyi Coffee ini diharapkan menjadi ruang berkreativitas bagi para penyandang disabilitas, seperti teman-teman tuli.

"Semua barista kami tuli dan mereka tetap siap, serta layak untuk bekerja secara profesional," katanya.

Selain teman-teman tuli, Almas mengungkapkan, dulu Sunyi Coffee sempat mempekerjakan orang-orang dengan tunadaksa dan cerebral palsy.

Baca juga: Menikmati Uniknya Sunyi House of Coffee and Hope, Kafe Dari dan Untuk Penyandang Disabilitas

Inovasi saat pandemi

Di tengah masa pandemi ini, memang semua gerai kopi terkena dampak yang tidak sedikit.

Namun, Almas bersama dengan teman-teman penyandang disabilitas selalu mencoba untuk menemukan strategi yang inovatif.

Di samping berjualan kopi, dia juga melibatkan teman-teman tunanetra berkolaborasi membuat produk-produk home care.

"Kami membuat sabun batang, sabun cair, dan sabun kertas dengan memberdayakan teman-teman tunanetra yang terdampak pandemi Covid-19," terangnya.

"Karena kan mereka biasanya bekerja sebagai terapis atau tukang pijat yang sejak pandemi ini sepi," sambung dia.

Dia pun mengimbau agar teman-teman lain yang sudah memiliki usaha atau baru merintis usaha bisa menggandeng para penyandang disabilitas. Sebab, mereka ternyata kreatif dan punya semangat tinggi untuk bekerja.

Baca juga: Cerita Desainer Disabilitas Kampung yang Akhirnya Bertemu Jokowi...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com