Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2020, 08:20 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber asiaone

KOMPAS.com— Tantrum sebenarnya adalah hal yang normal dalam fase perkembangan anak. Namun, hal ini kerap kali membuat orangtua merasa frustasi dan kesal karena tangisan, rengekan dan teriakan balita.

Tak jarang orangtua salah bereaksi saat menghadapi anak yang sedang meluapkan emosinya, misalnya justru memarahi atau memukul si kecil agar ia diam. 

Menghadapi anak tantrum merupakan salah satu skill parenting yang wajib dimiliki orangtua. Walau tidak ada rumusan yang pasti untuk menenangkan anak tantrum, namun berikut adalah lima hal yang sebaiknya tak dilakukan orangtua saat anak sedang mengamuk dan rewel:

1. Jangan terlalu kaku saat anak lewati fase “terrible two”

Balita sama halnya seperti remaja, mereka ingin mengeksplorasi kemandirian dan batasan mereka.

Baca juga: 5 Tips Bebas Stres Saat WFH Bersama Anak Balita

Dalam fase “terrible two”, yakni, usia dua sampai tiga tahun, anak sedang suka menentang apa yang diperintahkan kedua orantuanya. Sehingga di masa ini adalah normal jika anak terkadang tantrum. Karenanya, bersikap marah dan menekan anak sering tak efektif.

Ketika anak sedang mengamuk, "biarkan ia mengontrol" dengan memberinya dua pilihan yang kira-kira masih bisa kita toleransi. Hal ini lebih baik daripada memaksakan kehendak kita pada anak yang berujung pemberontakan dan tangisan yang mungkin lebih parah.

2. Jangan mengabaikan anak tanpa memahami tantrumnya

Meskipun menuruti anak saat sedang tantrum adaah hal yang tidak baik, meremehkan atau mengabaikan perasaan anak juga bukan hal yang tepat.

Jangan merendahkan anak dengan menganggap masalah yang membuatnya tantrum bukanlah hal yang besar.

Terlebih, karena masih balita, anak mungkin tak bisa mengkomunikasikan apa yang mereka rasakan sehingga membuat mereka semakin merasa frustasi.

Cobalah dengan tulus mencari tahu apa yang menyebabkan si kecil tantrum dan cari solusinya bersama.

Baca juga: Orangtua, Coba Sadari Sisi Positif Game Online untuk Anak, Apa Saja?

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

3. Jangan marah

Meskipun kesal karena terus mendengarkan rengekan dan teriakan, namun jangan memarahi anak.

Tugas kita sebagai orangtua adalah memberikan contoh perilaku yang baik, jadi tetaplah tenang dan jangan berikan contoh tentang pengendalian emosi yang buruk.

Halaman:
Sumber asiaone
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com