Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Telan Jutaan Partikel Mikroplastik dari Botol Susu, Benarkah?

Kompas.com - 22/10/2020, 15:25 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Asia One

KOMPAS.com - Biasanya, orangtua akan memilih botol susu berbahan polypropylene (PP) untuk menyajikan susu formula bagi bayi mereka.

Polypropylene adalah jenis plastik paling umum digunakan untuk wadah makanan.

Nah, sebuah hasil penelitian yang dirilis pada Senin (19/10/2020) mengungkap, bayi yang diberi susu botol ternyata dapat menelan jutaan partikel mikroplastik setiap hari.

Baca juga: Perlukah Anak Diberi Susu Formula?

Dengan maraknya penggunaan botol bayi yang terbuat dari PP, para ilmuwan lalu berupaya untuk menakar apakah paparan mikroplastik pada tingkat ini berisiko bagi kesehatan bayi.

10 jenis botol susu dan aksesori pun diteliti. Hasilnya lantas dipublikasikan di Nature Food Journal.

Penelitian ini juga melakukan sterilisasi botol plastik dan membuat susu formula sesuai dengan pedoman resmi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dari penelitian ini terungkap, sterilisasi botol dan suhu air yang tinggi paling memengaruhi pelepasan mikroplastik.

Studi tersebut menemukan, air panas, ditambah dengan proses pengocokan botol, menghasilkan banyak mikroplastik yang bercampur dengan air susu formula.

Baca juga: Susu Sapi atau Susu Kedelai, Mana yang Paling Baik untuk Tubuh?

Dengan mempertimbangkan data eksperimental dan berdasarkan pada tingkat konsumsi susu formula bayi rata-rata, para ilmuwan tiba pada sebuah perkiraan.

Diprediksi, rata-rata bayi yang diberi susu botol dapat menelan 1,6 juta mikropartikel plastik dalam sehari, pada tahun pertama penggunaan susu formula dengan botol plastik.

Jumlah tersebut jauh lebih banyak daripada kandungan mikroplastik yang mungkin dikonsumsi oleh orang dewasa.

"Sebuah studi yang digelar WHO tahun lalu memperkirakan orang dewasa akan mengonsumsi antara 300-600 mikroplastik sehari," kata Prof John Boland, dari Trinity College Dublin di Irlandia.

Dalam penelitian tentang susu botol ini juga diungkap, meskipun banyak partikel mikroplastik yang dikeluarkan saat material terkena air panas, namun jumlah yang masuk ke aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh belum bisa ditentukan.

Kendati demikian, penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk menemukan implikasi kesehatan terkait penemuan ini, dan efeknya pada kesehatan bayi.

Baca juga: 90 Persen Garam di Dunia Mengandung Mikroplastik, Indonesia Tertinggi

Para peneliti menegaskan, tujuan penelitian bukan untuk mencegah orangtua menggunakan botol susu. 

Halaman:
Sumber Asia One
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com