Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/01/2021, 17:19 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Menshealth

KOMPAS.com - Secara umum, parahnya penyakit yang ditimbulkan infeksi Covid-19 mencakup berbagai macam pemicu, mulai dari usia lanjut, pengidap komorbid, perokok, dan juga penyandang obesitas.

Namun, dokter spesialis paru, Dr Mike Hansen, MD, menjelaskan lebih dalam tentang keparahan Covid-19 dalam konten video di akun YouTube miliknya.

Dia mengatakan, salah satu indikator utama penyebab keparahan penyakit pada pasien pengidap Covid-19 adalah viral load atau beban virus yang tinggi.

Baca juga: Punya Komorbid, Priyanka Chopra dan Nick Jonas Ekstra Hati-hati

Istilah "viral load" mengacu pada tingkat replikasi virus dalam tubuh, yang dapat diukur dalam sampel darah dan swab dari hidung maupun tenggorokan.

"Penelitian menemukan, semakin tinggi beban virus dalam swab nasofaring atau darah, maka akan semakin parah penyakitnya," kata dia.

"Dengan beban virus yang lebih tinggi, pasien kemungkinan membutuhkan dua kali atau lebih tabung pernapasan," sambung dia.

Oleh sebab itu, pendeteksian adanya viral load dapat membantu para peneliti lebih memahami jalannya infeksi Covid-19 secara alami.

"Beban virus yang menurun pada populasi mungkin berpotensi digunakan sebagai indikasi kapan pandemi semakin baik dalam setiap komunitas," kata dia.

Baca juga: 4 Gejala Covid-19 yang Menunjukkan Antibodi Bertahan Lama

Dalam videonya tersebut, Dr Hansen juga berbicara tentang dosis virus dan jumlah partikel virus yang terpapar di selaput lendir manusia.

"Semakin tinggi dosisnya, semakin besar kemungkinan sistem kekebalan tubuh tidak dapat membersihkan semua partikel virus dan infeksi berlangsung," kata dia.

Apalagi, jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh seseorang tidak hanya tergantung pada durasi paparan, tetapi juga konsentrasi virus yang terpapar.

"Inilah mengapa menjaga jarak sosial dan memakai masker sangat penting untuk mengurangi transmisi penularan virus," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Menshealth


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com