Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kolesterol Tinggi di Dalam Makanan Tidak Perlu Dicemaskan, Benarkah?

Kompas.com - 17/01/2021, 12:44 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Melihat makanan yang berminyak, kita pastinya berasumsi bahwa makanan tersebut mengandung kolesterol tinggi dan membuat kita enggan memakannya.

Namun, dalam beberapa riset, para peneliti menyebut sebenarnya kita tidak perlu khawatir mengonsumsi makanan tinggi kolesterol. Mengapa demikian?

Para peneliti itu meyakini konsumsi makanan kaya kolesterol seperti telur tidak memengaruhi kolesterol yang ada di dalam darah.

"Tapi orang dengan masalah kesehatan tertentu seperti diabetes, harus terus menghindari makanan kaya kolesterol," kata ahli jantung Steven Nissen, MD.

Baca juga: 3 Penyebab Utama Kolesterol Tinggi, Sudah Tahu?

Lantas, benarkah kolesterol baik atau buruk bagi tubuh kita?

Jawaban atas pertanyaan ini jauh lebih rumit daripada yang kita bayangkan.

Kolesterol adalah zat lilin yang akan menempel di dinding arteri. Kolesterol menyebabkan plak yang bisa memicu serangan jantung dan stroke.

Menurut panduan dari Dietary Guidelines AS, konsumsi kolesterol harian sebaiknya dibatasi hingga 300 mg.

Tetapi, kaitan antara kolesterol dan tubuh tidak sesederhana itu. Sebabnya adalah:

  • Tubuh mengatur berapa banyak kolesterol dalam darah.
  • Lipoprotein densitas rendah atau kolesterol LDL (jahat) berkontribusi pada penumpukan plak bersama trigliserida. Lipoprotein densitas tinggi atau kolesterol HDL (baik) mencegah penumpukan plak.
  • LDL merupakan kolesterol jahat yang harus dihindari karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
  • Cara tubuh orang memproses kolesterol berbeda-beda. Beberapa orang lebih rentan terhadap pola makan kaya kolesterol.

"Susunan genetik Anda adalah pendorong di balik kadar kolesterol," kata Nissen.

"Tubuh menciptakan kolesterol dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada yang bisa Anda makan, jadi menghindari makanan tinggi kolesterol tidak banyak memengaruhi kadar kolesterol di dalam darah."

Sekitar 85 persen kolesterol diproduksi oleh tubuh di hati, bukan berasal dari makanan, sebut Nissen.

Namun, ada jenis makanan yang membuat produksi kolesterol meningkat, dan itu tidak selalu dipengaruhi kandungan kolesterol dalam makanan.

Ada kemungkinan orang dengan anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung memiliki kebiasaan yang sama dalam hal makanan, aktivitas, dan lainnya.

Hal itu bisa meningkatkan risiko orang tersebut untuk terkena penyakit jantung, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Baca juga: Tingkatkan Konsumsi Serat untuk Turunkan Kolesterol

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com