Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2021, 15:23 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dari pemerintah di masa pandemi Covid-19 berdampak pada peningkatan jumlah ibu yang memberikan ASI secara eksklusif.

Dalam penelitian terbaru dari Health Collaborative Center (HCC) diketahui, masa pandemi tidak menurunkan perilaku laktasi, terutama di kalangan ibu pekerja. Bahkan, dalam survei tahun 2020 itu angka ASI Eksklusif meningkat hingga 89 persen.

"Kebijakan PSBB yang mengharuskan sebagian besar ibu tetap berada di rumah justru memberi pengaruh positif terhadap peningkatan perilaku laktasi."

Demikian dikatakan oleh ketua tim peneliti dari HCC, Dr Ray Wagiu Basrowi, MKK saat diskusi virtual melalui aplikasi Zoom, Rabu (20/1/2021).

"Angka ini meningkat tajam dibanding angka ASI Eksklusif di Indonesia selama beberapa tahun ini yang masih berkisar antara 30-50 persen," sambung dia.

Baca juga: 12 Superfood yang Baik untuk Ibu Menyusui

Penelitian ini dilakukan terhadap 379 responden ibu menyusui dari 20 provinsi di Indonesia. Terungkap, peningkatan angka keberhasilan ASI Eksklusif pada kelompok yang bekerja dari rumah (work from home) yaitu sebesar 97,8 persen.

Sementara, pada kelompok ibu menyusui yang tetap kerja dari kantor sebesar 82,9 persen.

Temuan lain juga memperlihatkan bahwa pemanfaatan konsultasi layanan kesehatan daring selama masa pandemi Covid-19 di Indonesia sangat membantu ibu menyusui.

Terbukti, ada sebanyak 70 persen ibu menyusui yang berkonsultasi laktasi dengan tenaga kesehatan secara daring. Sebesar 40 persen di antaranya berkonsultasi melalui aplikasi WhatssApp.

Mayoritas responden mengakui layanan kesehatan daring selama masa pandemi sangat membantu dan efektif.

Baca juga: Alasan Ibu Hamil dan Menyusui Bukan Prioritas Vaksinasi Covid-19

Dampak laktasi pada ibu yang stres

Seorang responden penelitian, Saskya Nabila Martin mengungkapkan, dirinya mulai menyusui di bulan Maret 2020.

Meski sehari-harinya dia hanya berbisnis di rumah, tidak memungkiri keterbatasan akses berpergian selama masa pandemi membuatnya stres.

"Saya sebenarnya tipikal yang hiperlaktasi, jadi mudah memberikan ASI Eksklusif," terangnya.

"Tetapi, tidak bisa keluar rumah membuat saya stres dan sempat tidak lancar saat memberikan ASI," lanjut dia.

Oleh sebab itu, perempuan berusia 26 tahun itu memutuskan untuk mencoba kegiatan-kegiatan baru di rumah sebagai pereda rasa stresnya.

Seiring berjalannya waktu, Saskya mulai bisa beradaptasi dan terbiasa tinggal di dalam rumah dan dapat memberikan ASI Eksklusif dengan lancar.

Keterbatasan beraktivitas di luar rumah selama pandemi tidak hanya berdampak positif untuk keberhasilan menyusui, tetapi juga kedekatan emosional antara ibu maupun bayi, yang berguna bagi tumbuh kembang si kecil.

Baca juga: 3 Faktor Penting yang Harus Dipahami demi Kelancaran Menyusui Bayi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com