Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali, 7 Tanda Toxic Relationship dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 29/01/2021, 14:27 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian besar orang yang menjalin hubungan cinta, pernah mengalami konflik dengan pasangannya.

Namun, sebaiknya kita perlu mengenali, sampai mana konflik tersebut dipicu oleh hal-hal yang sebenarnya tidak sehat, sehingga hubungan kita bisa disebut beracun (toxic relationship).

Nah, untuk mengetahui lebih lanjut, berikut cara mengenali tujuh tanda hubungan beracun, dan mengatasinya dengan langkah-langkah yang sehat, serta aman.

Baca juga: Ketahui Ciri Lingkungan Kerja yang Toxic, Apa yang Harus Dilakukan?

1. Kurangnya kepercayaan

Pasangan adalah seseorang yang dapat diandalkan saat kita memiliki masalah. Dengan tidak adanya kepercayaan, kita tidak akan bisa melakukannya.

"Ketika saya melihat orang-orang dalam hubungan yang sehat, ada keamanan yang mereka miliki dan stabilitas dalam hubungan."

Demikian penuturan seorang terapis di J. Woodfin Counseling di San Jose, California, Amerika Serikat, Jeni Woodfin.

"Tanpa kepercayaan, kesetiaan, dan perilaku yang baik dalam sebuah hubungan, maka tidak mungkin ada rasa aman," ujar dia.

Baca juga: 8 Hal Penting yang Terlewatkan Jika Mempertahankan Toxic Relationship

2. Komunikasi yang saling menjatuhkan

Menurut seorang terapis seks dan hubungan di California Selatan, Kamil Lewis, bentuk komunikasi yang saling menjatuhkan bisa meliputi:

• Berteriak.

• Pemanggilan nama atau frasa menyakitkan lainnya.

• Melemparkan dan memecahkan barang-barang.

• Menggunakan fisik untuk intimidasi.

Sementara itu, menurut Woodfin, tanda-tanda komunikasi yang saling menjatuhkan dengan cara yang lebih halus berupa:

• Perlakuan secara diam-diam.

• Menyalahkan pasangan dengan pernyataannya.

• Terus-menerus menyela.

• Tidak mendengarkan dan memahami pasangan.

Bentuk komunikasi tersebut dapat menyebabkan ketegangan dan menciptakan ketidakpercayaan lebih lanjut antara pasangan.

Sebaliknya, hubungan yang sehat mengandalkan komunikasi terbuka, pendinginan sebelum hal-hal terlalu memanas, dan rasa hormat.

"Komunikasi terbuka memungkinkan adanya kesempatan untuk memberikan dan menerima dukungan antara pasangan."

Begitu kata Sabrina Romanoff, PsyD, seorang psikolog klinis di Rumah Sakit Lenox Hill di New York City.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com