Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/02/2021, 16:32 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketika sedang menjalankan diet tertentu, kita begitu menantikan akhir pekan karena ada waktu "cheat day," sehingga bebas makan apa pun yang diinginkan seminggu sekali.

Tapi coba pikirkan tentang satu hal. Jika kita merasa membutuhkan cheat day pada diet, besar kemungkinan kita melakukan diet terlalu ketat dan berpantang banyak jenis makanan. Tubuh pun berada dalam defisit kalori yang drastis.

Ahli diet terdaftar, Tai Ibitoye mengatakan, cheat meals sering kali membuat beberapa makanan terlihat baik dan yang lainnya buruk.

"Memiliki cheat days juga dapat membatalkan kemajuan yang dibuat oleh seseorang dan menyebabkannya merasa cemas karena harus memulainya dari awal lagi," terangnya kepada Insider.

Baca juga: 5 Kiat Sederhana Merampingkan Pinggang Tanpa Diet Ketat

Sebuah studi menemukan, bahwa sebagian besar foto cheat day yang diposting di media sosial merupakan bagian dari penyimpangan perilaku makan ( binge eating).

Di sisi lain, ada orang-orang yang merasa cheat day cukup membantu diet, salah satunya pelatih pribadi, Paul Carter yang secara teratur memposting gambar di Instagram dari "pesta besarnya".

Namun Carter mengakui, bahwa dia mengikuti diet yang sangat ketat sepanjang minggu dan sebagai pelatih kekuatan dia juga berlatih lebih berat dari rata-rata orang.

Istirahat dari diet berdampak positif

Pendekatan lain yang bisa dipertimbangkan yakni beristirahat dari diet selama beberapa hari atau seminggu, di mana kita hanya bersantai dan makan sesuka hati.

Salah satu keuntungan dari pendekatan ini adalah kita dapat menyesuaikan istirahat di sekitar momen tertentu, seperti ketika kita akan berlibur atau sedang menstruasi.

Baca juga: Sukses Diet, Tya Ariestya Sebut 4 Jenis Makanan yang Harus Dihindari

Idenya untuk membawa kalori kita berada di sekitar tingkat pemeliharaan, tidak berlebihan.

Bagi beberapa orang, istirahat dari diet bermanfaat secara psikologis karena dapat membuat mereka merasa lebih segar.

Sebuah studi membandingkan dua kelompok orang dengan setengah mengikuti defisit kalori 25 persen selama seminggu dan setengah lainnya mengikuti defisit 35 persen selama lima hari kemudian melakukan pemeliharaan kalori.

Ilustrasi makan sayuranshutterstock Ilustrasi makan sayuran

Hasilnya, kelompok yang istirahat dari diet kehilangan sedikit lebih banyak lemak, mempertahankan tingkat metabolisme dengan lebih baik, dan memiliki lebih banyak otot.

Studi lain membandingkan apakah lebih baik untuk tetap berpegang pada defisit kalori padat selama 16 minggu atau diet selama dua minggu kemudian memiliki istirahat dua minggu.

Baca juga: Seefektif Apa Puasa Intermiten Turunkan Berat Badan?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com