Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami, Sederet Risiko Menikah pada Usia Anak-anak

Kompas.com - 10/02/2021, 14:17 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial hari ini tengah diramaikan dengan perbincangan terkait pernyataan kontoversial sebuah wedding organizer (WO).

Dalam situs WO itu disebutkan, seorang perempuan ingin berkenan di mata Tuhan dan suami, maka ia harus menikah pada usia antara 12-21 tahun.

Kontan, pernyataan tersebut memancing reaksi dari masyarakat luas, khususnya para pengguna media sosial.

Banyak yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Salah satu alasannya adalah, rentang usia 12-21 tahun masih tergolong usia anak.

Baca juga: Perhatikan, 5 Tanda Kamu Sudah Siap Nikah di Usia Muda

Pernikahan usia anak ditentang oleh banyak pihak karena diyakini bakal menimbulkan berbagai dampak negatif.

Menurut psikolog klinis dewasa Nadya Pramesrani, usia 12-21 tahun bukanlah usia untuk menikah.

Sebab, umumnya dari segi emosional, mental, dan fisik, usia tersebut belum siap untuk pernikahan.

Lebih jauh, ada sejumlah risiko yang bisa terjadi apabila pernikahan dilakukan di bawah umur. Pertama terkait dengan kestabilan pernikahan.

Baca juga: 15 Penyesalan Terbesar akibat Nikah Muda

Pada usia 12-21 tahun, secara emosional dan mental, umumnya mereka belum siap dan matang untuk membangun rumah tangga.

"Akibatnya rentan terjadi konflik dan masalah di dalam pernikahan yang bisa berujung pada perceraian," kata Nadya dalam perbincangan dengan Kompas.com, Rabu (10/2/2021).

Kemudian, yang kedua adalah risiko kematian akibat kehamilan. Berdasarkan data, angka kematian ibu dan anak paling banyak terjadi pada mereka yang hamil di usia anak.

Selain itu, usia remaja sebenarnya adalah masa bagi seseorang untuk menemukan jati diri.

Diperlukan waktu untuk menyadari dirinya memiliki identitas yang unik dan berbeda dengan orang lain.

"Bayangkan apa yang terjadi jika seseorang tidak punya identitas tersebut terhadap kelangsungan hidupnya," ujar Nadya.

"Secara psikologis, dia rentan untuk mengalami masalah seperti depresi dan kesulitan menentukan apa yang dibutuhkan dalam hidup," tambah dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com