Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/02/2021, 16:05 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gastroesophageal reflux disease atau lebih dikenal dengan Gerd seringkali disamakan dengan penyakit maag karena gejalanya sekilas mirip, yaitu nyeri dan asam lambung.

Padahal, Gerd dan penyakit maag memiliki perbedaan, mulai dari kondisi hingga gejala yang dialami penderitanya.

Dr Hasan Maulahela, SpPD-KGEH, yang berpraktik di RS Pondok Indah Jakarta, menjelaskan perbedaan antara kedua penyakit tersebut.

"Secara umum Gerd adalah penyakit yang diakibatkan refluks asam lambung di kerongkongan. Sedangkan, sakit maag itu adalah kondisi peradangan yang terjadi di bagian lambung," kata Hasan dalam program talkshow "Perbedaan Gerd dan maag" yang ditayangkan live di akun Facebook Kompas.com pada Kamis (11/2/2021).

Baca juga: Apa Itu Gerd-Anxiety dan Bagaimana Mengobatinya?

Gejala khas Gerd biasanya ada rasa panas di dada atau kita kenal dengan sebutan heartburn, serta rasa ingin muntah atau makanan berbalik.

"Gejala lain yang tidak spesifik adalah sesak napas mirip asma, batuk kronis, perubahan suara, dan radang tenggorokan," papar Hasan.

Sedangkan untuk penyakit maag, gejala yang paling utama adalah rasa nyeri di ulu hati dan kiri atas.

Penyebab Gerd

Perubahan gaya hidup yang serba cepat dan praktis, dan pola makan masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan, berkontribusi pada peningkatan kasus Gerd.

"Kami melakukan penelitian di Jakarta, dan tren kasus Gerd meningkat, terutama pada orang di usia produktif," ujarnya.

Baca juga: Vitamin C untuk Penderita Asam Lambung

Gerd juga dipicu oleh pola makan yang berlebihan, konsumsi makanan yang mengandung lemak, kebiasaan merokok, dan obesitas.

"Makan makanan yang langsung banyak porsinya, bisa memicu Gerd. Pencetus lain dari Gerd adalah minuman berkafein seperti kopi, dan stres psikologis karena pekerjaan," kata Hasan.

Ilustrasi sakit maag.SHUTTERSTOCK Ilustrasi sakit maag.

Umumnya penyakit Gerd tidak berakibat fatal. Namun pada pasien yang memiliki penyakit jantung, Gerd harus diwaspadai. kata Hasan.

"Gerd bisa memicu detak jantung yang terlalu cepat jika terjadi terus menerus," sebutnya.

Pengobatan Gerd

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com