KOMPAS.com – Seperti halnya usus, permukaan kulit kita juga menjadi rumah bagi miliaran bakteri dan mikroorganisme, yang disebut dengan mikrobioma.
Terganggunya eksosistem ini dapat membuat berbagai masalah kulit muncul. Mulai dari kulit kemerahan, jerawat, eksim, hingga ketombe.
Menjaga keseimbangan mikrobioma kulit kini dianggap sebagai masa depan dunia kecantikan.
Baca juga: Apel Mengandung 100 Juta Bakteri tapi Sehatkan Tubuh
Ketertarikan Marie terhadap fungsi bakteri di kulit berawal dari keberhasilannya mengatasi masalah intoleransi gluten yang dideritanya.
Dengan mengubah pola makannya menjadi kaya akan probiotik dan prebiotik, masalah pencernaannya pun bisa diatasi.
“Hal ini membuat saya memikirkan mengapa tidak menerapkannya pada kulit,” katanya dalam acara gathering virtual yang diadakan oleh Sephora Indonesia, Rabu (17/2).
Karena belum banyak penelitian tentang mikrobioma di kulit, Marie pun melakukan riset selama hampir 15 tahun. Hasil risetnya itu kemudian menjadi dasar dari formulasi Gallinee yang dipatenkannya.
Baca juga: Skincare Abal-abal Marak di Pasaran, Jadilah Konsumen Cerdas
Menurutnya, banyak kebiasaan kita dalam merawat kulit yang justru merusak keseimbangan mikrobioma. Misalnya memakai produk yang terlalu keras sehingga tingkat keasaman kulit terganggu.
Merawat mikrobioma di kulit merupakan masa depan dalam dunia kecantikan.
Perawatan wajah, tubuh, dan rambut
Tidak hanya untuk kulit wajah, Gellinee yang memakai vinegar juga memiliki varian produk untuk perawatan kulit kepala dan tubuh.
“Produk Gellinee mengandung probiotik, prebiotik, dan juga asam laktat, yang lembut untuk kulit, menjaga keseimbangan pH di kulit, dan cocok untuk kulit sensitif,” papar Marie.