Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendeteksi Penyakit Alzheimer dari Cara Berjalan Kaki

Kompas.com - 28/02/2021, 15:28 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber eatthis

KOMPAS.com - Cara berjalan seseorang ternyata bisa membantu para tenaga kesehatan memprediksi risiko terkena penyakit penurunan saraf akibat usia, seperti Alzheimer.

Kesimpulan itu dihasilkan tim ahli yang menganalisis pola berjalan dan fungsi otak dari 500 orang berusia lanjut.

Studi ini adalah studi pertama yang menunjukkan bagaimana pola berjalan kaki yang berbeda dapat membantu para ahli mendiagnosis berbagai jenis demensia dengan lebih akurat, termasuk penyakit Alzheimer.

Studi tersebut dimuat ke dalam jurnal Alzheimer & Dementia: The Journal of Alzheimer's Association.

Baca juga: 8 Gejala Alzheimer yang Kerap Diabaikan

"Masalah kognitif, seperti memori yang buruk dan disfungsi eksekutif, dapat menjadi petunjuk untuk penyakit demensia. Namun, performa motorik, khususnya cara berjalan, dapat mendiagnosis berbagai jenis kondisi penurunan fungsi saraf."

Demikian diungkap Manuel Montero-Odasso, ilmuwan di Lawson Health Research Institute.

Montero-Odasso juga seorang profesor di Schulich School of Medicine & Dentistry di Western University.

Pada studi tersebut, para peneliti membandingkan gangguan pada gaya berjalan peserta di seluruh spektrum kognitif.

Apa yang dilihat peneliti antara lain orang yang memiliki gangguan kognitif subjektif, penyakit parkinson, gangguan kognitif ringan, penyakit Alzheimer, dan lewy body (demensia yang biasa menyerang lansia).

Baca juga: Membaca Kepribadian dari Cara Berjalan

Empat pola berjalan kaki diidentifikasi dalam studi ini, yang mencakup ritme, kecepatan, variabilitas, dan kontrol postural.

Menariknya, variabilitas pola berjalan yang tinggi dikaitkan dengan kinerja kognitif yang lebih rendah.  Variabilitas pola berjalan mengacu pada fluktuasi langkah demi langkah saat berjalan kaki.

Variabilitas yang tinggi juga menandakan adanya penyakit Alzheimer pada seseorang dengan tingkat akurasi 70 persen.

Hal ini memungkinkan peneliti mengukur pergerakan kaki dengan penuaan dan penyakit.

Biasanya dokter atau ahli saraf dapat menentukan apakah seseorang memiliki variabilitas pola berjalan yang tinggi atau rendah, setelah melihat cara berjalan orang tersebut.

"Ini bukti kuat pertama yang menunjukkan variabilitas gaya berjalan adalah penanda penting untuk proses di area otak yang terkait gangguan kognitif dan kontrol motorik," kata penulis pertama studi Dr Frederico Perruccini-Faria.

Baca juga: Mengenal Penyakit Alzheimer, Gejala dan Perawatannya...

Perruccini-Faria juga merupakan asisten peneliti di Lawson Health Research Institute, serta Postdoctoral Associate di Schulich School of Medicine & Dentistry di Western University.

Studi lain di tahun 2019 yang dimuat ke dalam jurnal Alzheimer's & Dementia mengungkap, penyakit Alzheimer dan lewy body memiliki tanda unik yang bisa dilihat dari gaya berjalan.

Namun di sisi lain, rutin berolahraga jalan kaki terbukti membantu menunda timbulnya penyakit otak degeneratif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber eatthis
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com