KOMPAS.com - Jika rambut sering disebut sebagai mahkota bagi para perempuan, berewok pada pria juga kerap dipercaya bisa menunjukkan identitas tertentu.
Kesan jantan, macho, dan bahkan dewasa serta berwibawa, dipercaya oleh tak sedikit lelaki, dapat diperoleh dengan menyuburkan bulu-bulu di wajah mereka.
Meski sebenarnya -tentu saja, berewok tak bisa membantu seorang pria untuk menjadi benar-benar menjadi dewasa dan berwibawa, tanpa aspek lain dalam kepribadiannya.
Baca juga: Jenggot, Tanda Fisik Lelaki yang Perkasa di Ranjang, Percaya?
Kendati demikian, toh banyak pria yang lantas menumbuhkan berewok dengan berbagai alasan tentu saja.
Sayangnya, untuk urusan bulu-bulu di wajah ini tak berlaku sama pada semua pria. Sama halnya dengan rambut, kesuburan janggut, kumis, dan cambang berbeda pada setiap lelaki.
Bahkan bagi beberapa pria, menumbuhkan janggut bisa menjadi perkara yang nyaris mustahil.
Lalu, banyak orang yang secara keliru percaya bahwa mencukur membuat bulu wajah tumbuh lebih lebat.
Pada kenyataannya, mencukur tidak memengaruhi akar rambut di bawah kulit, dan tidak memengaruhi cara bulu untuk tumbuh.
Baca juga: Tips Agar Janggut Tumbuh Lebih Lebat dan Keren
Kesalahpahaman umum lainnya adalah bahwa mereka yang memiliki janggut lebih tebal memiliki lebih banyak testosteron daripada mereka yang berjanggut lebih tipis.
Meskipun testosteron memang berperan dalam pertumbuhan rambut wajah, testosteron rendah jarang menjadi penyebab pertumbuhan rambut wajah yang jarang.
Dalam artikel ini, kita akan mengulas lima alasan yang paling mungkin soal mengapa pria mengalami masalah dalam menumbuhkan berewok.
Ketebalan janggut terutama ditentukan oleh faktor genetis.
Jika ayah dan kakek kamu memiliki janggut tebal, maka kemungkinan besar kamu juga bisa menumbuhkan janggut yang lebat.
Androgen adalah sekelompok hormon di balik sifat maskulin seperti suara yang berat, dan kemampuan menumbuhkan rambut di wajah.
Enzim dalam tubuh yang disebut 5-alpha reductase mengubah hormon androgen testosteron menjadi hormon lain yang disebut dihidrotestosteron (DHT).