Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inikah Pesan Tersembunyi di Balik Gaun Meghan Markle dalam Wawancara Oprah?

Kompas.com, 9 Maret 2021, 14:04 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber Forbes

KOMPAS.com - Para pesohor sering kali menggunakan pakaian untuk menyampaikan pesan tersirat yang jauh lebih besar daripada sekadar selera mode.

Apalagi jika momen yang dihadiri terbilang penting, seperti wawancara CBS pasangan Pangeran Harry dan Meghan Markle bersama Oprah Winfrey.

Sesi wawancara dengan durasi dua jam itu disiarkan hampir di 70 negara dengan sekitar 60 juta penonton di seluruh dunia. Isi wawancara yang terbilang eksklusif tersebut menguak banyak hal tentang Kerajaan Inggris.

Baca juga: 5 Pengakuan Penting Pangeran Harry dan Meghan Markle dalam Wawancara Oprah Winfrey

Sekilas, pilihan busana Markle terbilang biasa saja dan perpaduan hitam-putih mungkin dipilih atas alasan estetika saja.

Namun, gaun hitam dengan pola putih abstrak di bahu yang dikenakan Markle sebetulnya menyiratkan pesan yang lebih besar.

Terlebih sesi wawancara tersebut mengungkap banyak hal tentang kesengsaraan pasangan Harry-Meghan di tengah kehidupan mereka sebagai bangsawan.

Misalnya, tentang tudingan anggota keluarga kerajaan yang mengkhawatirkan anak yang dilahirkan Markle berkulit gelap, serta keengganan kerajaan memberi keamanan atau melindungi Markle dari liputan media yang kejam dan rasis.

Situasi tersebut bahkan membuat Markle punya pikiran untuk bunuh diri saat itu.

Nah, sedikit bagian dari isi wawancara itu saja sudah membuat kita mulai mengerti tentang pilihan busana bintang serial Suits itu, bukan?

Gambar yang dirilis Harpo Productions memerlihatkan dari kiri Pangeran Harry, Meghan Markle, dan Oprah Winfrey.AP PHOTO/HARPO PRODUCTIONS/Joe Pugliese Gambar yang dirilis Harpo Productions memerlihatkan dari kiri Pangeran Harry, Meghan Markle, dan Oprah Winfrey.
Melansir Forbes, dalam wawancara tersebut Markle menggunakan gaun sutra Giorgio Armani seharga 4.700 dollar AS atau sekitar Rp 67,5 juta.

Gaun tersebut memiliki siluet khas busana para perempuan bangsawan dan menampilkan motif hiasan bordir berupa teratai putih yang megnhiasi bahu kanannya.

Sementara Harry tampil dengan gaya kasual ala Amerika dengan setelan J. Crew Ludlow abu-abu muda seharga 650 dollar AS atau sekitar Rp 9,3 juta, dengan kemeja putih dan tanpa dasi.

Seperti dilaporkan Town & Country, ibu dari Archie Harrison Mountbatten-Windsor itu memilih detail busana tersebut karena bunga teratai dianggap sebagai tanda dari pencerahan, regenerasi diri dan kelahiran kembali.

Menurut Institue of Asia and Asian Diaspora, Binghamton University, teratai adalah analogi sempurna untuk satu kondisi yang dialami oleh manusia: bahkan ketika akarnya berada di perairan yang paling kotor, teratai tetap menghasilkan bunga yang sangat cantik.

Pesan tersirat tersebut tidak hanya terlihat dari gaun, melainkan juga dari pilihan aksesori.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau