Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Lebih Menular dari Sebelumnya

Kompas.com - 09/03/2021, 16:13 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak mutasi virus corona asal Inggris atau varian B.1.1.7 telah dinyatakan masuk ke Indonesia pada pekan lalu, masyarakat diimbau untuk semakin memperketat protokol kesehatan.

Apalagi, baru-baru ini Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan penambahan empat kasus infeksi virus corona varian B.1.1.7 di Indonesia.

Adapun keempat kasus yang terkonfirmasi itu ditemukan di Palembang, Sumatera Selatan pada 11 Januari 2021, Kalimantan Selatan pada 6 Januari 2021, Balikpapan, Kalimantan Timur pada 12 Februari 2021, dan Medan, Sumatera Utara pada 28 Januari 2021.

Meski saat ini keempat pasien virus corona B.1.1.7 itu sudah dinyatakan sembuh, namun pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tetap berupaya melakukan surveilans terhadap kontak erat dari empat kasus Covid-19 tersebut.

Sebab, varian baru corona asal Inggris ini memiliki kemampuan untuk menularkan virus dengan lebih cepat.

Baca juga: 3 Sampel Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Ditemukan di Jakarta

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Science memperkirakan varian B.1.1.7 memiliki tingkat penularan lebih tinggi dari yang sebelumnya yakni sebesar 43 persen hingga 90 persen.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh dokter spesialis paru, Dr Erlina Burhan, MSc, SpP(K) dalam virtual event bersama Kalbe Farma melalui aplikasi Zoom, Selasa (9/3/2021).

Menurut dia, dampak klinis dari varian B.1.1.7 adalah lebih cepat menular. Tetapi, sejauh ini belum ada penelitian yang menunjukkan keparahan penyakit.

"Orang-orang yang membawa varian virus baru harus segera diambil genom sequencing-nya untuk mengetahui lebih lanjut mengenai varian tersebut," terangnya.

Oleh karena itu, dr Erlina merekomendasikan percepatan program vaksinasi agar masyarakat dapat segera membentuk kekebalan kelompok (herd immunity).

Varian baru dari SARS-COV-2 ini sendiri awalnya ditemukan di Inggris Tenggara pada musim gugur lalu.

Para peneliti di London School of Hygiene and Tropical Medicine memprediksi jumlah kematian akibat varian B.1.1.7 akan lebih tinggi di Inggris daripada jumlah yang tercatat pada tahun 2020.

Baca juga: Vaksin AstraZeneca Tiba di Indonesia, BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Darurat

Penularan lebih tinggi

Dikutip dari laman News Medical, peningkatan varian B.1.1.7 ini dinilai lebih tinggi dari 307 garis keturunan SARS-CoV-2 lainnya.

Di samping itu, varian B.1.1.7 juga memiliki viral load yang lebih tinggi sehingga lebih mungkin untuk menyebarkan virus kepada orang lain.

Meski begitu, para peneliti tidak dapat mengonfirmasi hubungan antara varian B.1.1.7 dan tingkat keparahan infeksi. Tetapi, ini bisa jadi karena waktu yang terbatas untuk mengumpulkan data tentang varian.

Bahkan, penularan varian B.1.1.7 diperkirakan 65 persen lebih tinggi daripada varian lain di tiga wilayah di Inggris yang paling terkena dampak virus corona.

Dengan munculnya varian baru yang sangat infeksius, para peneliti menganjurkan orang-orang untuk tetap berada di dalam rumah, menjalankan protokol, dan sebisa mungkin mendapatkan vaksin.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7, Bagaimana Efektivitas Vaksin?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com