Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, Eiger Bikin Ransel Rangka Bambu dengan Bahan Sampah Daur Ulang

Kompas.com - 16/03/2021, 17:10 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sekilas, ransel berukuran 45 liter berwarna hijau yang diperlihatkan salah satu pegawai Eiger itu tampak sama dengan ransel lainnya.

Berwarna hijau, berukuran besar, berdesain menarik, memiliki tampilan yang khas Eiger. Namun ternyata, tas tersebut menggunakan material berbeda dari yang lain, ramah lingkungan.

“Kami menggunakan material dari bambu dan daur ulang sampah,” ujar Product Designer PT Eigerindo Multi Produk Industri, Oki Lutfi di Bandung, Senin (15/3/2021) kemarin.

Baca juga: Ronny Lukito Jelaskan Kronologi Surat Cinta Eiger

Oki menjelaskan, bambu tersebut digunakan untuk menggantikan besi pada tas. Bambu dipilih karena memiliki banyak kelebihan.

Rangka bambu pada ransel produksi Eiger.KOMPAS.com/RENI SUSANTI Rangka bambu pada ransel produksi Eiger.
Indonesia kaya akan bambu. Puluhan jenis bambu yang khas, ada di Indonesia. Bambu juga lebih mudah tumbuh dibanding kayu, sehingga regenerasinya lebih cepat.

Dari sisi kelenturan, kayu memiliki fleksibilitas yang bagus. Begitu pun dari sisi keawetan, material bambu ini bisa tahan dalam waktu lama.

Sementara, untuk aspek kekuatan tidak ada yang berbeda, antara bambu dan material rangka besi.

“Untuk material bambu ini kami bekerjasama dengan UKM penghasil kayu di Temanggung,” tutur Oki.

Selain bambu, tas ini menggunakan material dari sampah botol plastik. Dalam satu tas, setidaknya ada 50 botol plastik yang didaur ulang.

Sementara, materi daur ulang tersebut masih diimpor. Ke depan, penyediaan bahan daur ulang ini akan dikerjasamakan dengan Bank Sampah Bersinar.

Baca juga: Tak Cuma Eiger, Masih Ada 6 Merek Outdoor Lokal yang Terkenal

Meski menggunakan material dari daur ulang sampah, harganya tidak lantas menjadi lebih murah. Sebab -ternyata, proses daur ulang sampah menjadi kain lebih panjang dan rumit.

Tas itu diberi nama Eco Savier dengan mengusung konsep sustainability. Saat ini, komposisi material ramah lingkungan pada ransel tersebut mencapai 70 persen.

“Ke depan kami akan menciptakan lebih banyak tas yang sustainable. Bukan hanya berbentuk tas, tapi produk lainnya,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com