Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Masker Medis Palsu, Ketahui Risiko Penggunaannya

Kompas.com - 05/04/2021, 12:03 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan RI mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap peredaran masker medis palsu di pasaran.

Adapun jenis masker medis adalah masker bedah dan masker respirator.

Plt Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Farmalkes) Kemenkes, Arianti Anaya mengatakan, masker medis palsu yang dimaksud adalah yang tidak memiliki izin edar dari Kemenkes tapi diklaim sebagai masker medis.

Untuk mendapatkan izin edar, masker harus memenuhi persyaratan mutu keamanan, dan manfaat. Karena itu, harus dilakukan uji bacterial filtration efficiency (BFE), particle filtration efficiency (PEE), dan breathing resistance.

Risiko menggunakan masker medis palsu

Di tengah banyaknya kabar tentang peredaran masker palsu, apa risiko menggunakan masker medis palsu yang dihadapi masyarakat?

Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menjelaskan, pada prinsipnya penggunaan masker adalah untuk menghindari penularan virus dari diri kita ke orang lain, jika positif Covid-19, dan menghindari penularan virus dari orang lain.

Masker medis palsu memiliki kualitas di bawah masker asli. Artinya, masker tersebut tak efektif membantu mencegah penularan Covid-19 sehingga potensi penularan lebih besar.

"Ini tentu meresahkan masyarakat. Karena menggunakan masker adalah untuk melindungi diri, baik dari menularkan atau tertular dari orang lain."

"Kalau barang palsu kan berarti tidak efektif seperti barang aslinya," ujar Ari kepada Kompas.com, Senin (5/4/2021).

Baca juga: Masyarakat Diminta Waspadai Masker Medis Palsu, Begini Cara Mengeceknya

Risiko ini tak hanya dihadapi oleh tenaga medis, tetapi juga oleh masyarakat secara luas karena masker bedah kini banyak digunakan secara umum.

"Jadi menurut saya ini bukan untuk medis, non medis, tapi juga untuk masyarakat secara luas karena kita lihat di lapangan juga banyak yang menggunakan surgical mask ini," kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu.

Sayangnya, masker medis palsu ini sangat sulit dibedakan dengan masker medis asli.

Menurut Ari, upaya penting yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah mendapatkan masker medis palsu adalah lebih cermat dalam membeli. Belilah masker di tempat-tempat yang dapat dipertanggungjawabkan.

Misalnya, membeli di apotek atau drug store terpercaya, serta toko-toko yang menjual perlengkapan kesehatan.

"Artinya dengan ini masyarakat terinfo bahwa ini ada (masker medis) yang palsu, berarti harus pandai- pandai beli di lokasi yang tepat, lebih cermat. Kalau online kan kadang dipertanyakan tokonya."

"Kalau toko yang qualified, saya rasa itu bisa dipertanggungjawabkan," ucapnya.

Ari berharap pemerintah melakukan investigasi menyeluruh untuk menemukan pelaku yang memalsukan masker medis palsu dan pelaku mendapatkan sanksi yang berat.

Adapun pihak Kemenkes mengungkapkan pihaknya melakukan upaya melalui mekanisme kerja sama dengan aparat hukum untuk menindaklanjuti kasus ini.

Baca juga: Kemenkes Gandeng Penegak Hukum untuk Tindak Tegas Peredaran Masker Medis Palsu

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com