KOMPAS.com - Banyak orang -disadari atau tidak, kerap melabeli segala sesuatu dengan penilaian "baik" atau "buruk".
Misalnya, makanan A baik untuk dikonsumsi, sedangkan makanan B bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Nah, jika penilaian serupa sudah menyangkut urusan anak, sebaiknya kita tidak melabeli buah hati kita dengan sebutan "baik" atau "buruk".
Sebab, menurut para ahli, kebiasaan semacam itu dapat merugikan si anak.
Baca juga: Terbukti, Pola Asuh Kasar Perkecil Struktur Otak Anak
Profesor perkembangan anak usia dini di University of Nevada, Amerika Serikat mengatakan, pemberian label dapat melukai anak-anak dengan berbagai cara.
Pemberian label berdampak pada cara anak melihat dirinya.
Ketika anak menerima label yang dikatakan orang dewasa padanya, maka label itu akan menjadi bagian dari identitas yang dirasakan anak.
Akibatnya, anak melihat dirinya dalam batasan label dari orang lain, yang dapat membatasi potensinya.
Juga, pemberian label dapat berdampak negatif pada harga diri dan rasa berharga seorang anak.
Labeling akan memengaruhi cara pandang orang lain terhadap anak kita. Hal ini dapat mengubah apa yang kita dan orang lain harapkan dari anak.
Seiring berjalannya waktu, label "baik" atau "buruk" memengaruhi anak untuk memenuhi ekspektasi dari orang yang memberikan label padanya.
Baca juga: Seketat Apa Pola Asuh Anak Anggota Kerajaan Inggris
Dalam beberapa kasus, pemberian label juga memberikan ekspektasi yang tidak realistis pada anak, anak dituntut untuk sempurna, hingga akhirnya ia mengalami gangguan kecemasan.
Pemberian label bisa membatasi potensi anak, baik disengaja maupun tidak.
Ketika kita memberi label pada anak, itu dapat menyebabkan anak mempersempit eksplorasi minatnya.
Pasalnya, anak menganggap label yang diberikan kepadanya akan menentukan apa yang harus dia lakukan atau dia akan menjadi siapa.