Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Alami Nyeri Dada Belum Tentu Derita Penyakit Jantung

Kompas.com - 26/04/2021, 15:35 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kondisi nyeri dada yang dialami seseorang pada dasarnya seperti dada yang terbakar atau tertekan.

Rasa sakit akibat nyeri dada bisa terjadi di area dada kiri, tengah, maupun kanan, dan bertahan dalam waktu singkat hingga berhari-hari.

Untuk orang dewasa, nyeri dada sering dihubungkan dengan gangguan jantung. Namun bagaimana dengan anak yang mengalami nyeri dada?

Nyeri yang terasa tajam dan mendadak dapat membuat anak kehabisan napas.

Kendati demikian, nyeri dada pada anak biasanya tidak disebabkan adanya masalah jantung atau paru-paru, menurut ahli jantung anak Kenneth Zahka, MD.

"Tentu saja, masalah jantung adalah hal pertama yang dipikirkan banyak orang tua, tetapi nyeri dada pada anak-anak sering kali bukan karena kondisi yang serius," tutur Zahka.

Baca juga: Tak Hanya Nyeri Dada, Ini Tanda Lain Serangan Jantung

Penyebab nyeri dada pada anak

Anak mengalami nyeri dada karena dua hal umum, yaitu:

Ketegangan otot atau sendi

"Anak mungkin mengalami nyeri dada karena melakukan aktivitas yang berbeda atau lebih berat dari biasanya," kata Zahka.

"Biasanya, sebuah aktivitas bisa memicu rasa sakit dengan gerakan tertentu atau menekan pada area tertentu."

  • Peradangan

"Jika tulang rusuk kondisinya lunak di dekat tulang dada, itu mungkin kostokondritis, sejenis peradangan sendi," lanjut Zahka.

Kedua penyebab itu dapat hilang dalam beberapa hari. Cara terbaik untuk mengobatinya adalah mengonsumsi pereda nyeri dan menjauhi aktivitas yang bisa memperparah nyeri.

  • Texidor's twinge

Texidor's twinge atau juga disebut precordial catch syndrome juga menjadi penyebab umum nyeri dada pada anak.

Zahka menggambarkan Texidor's twinge sebagai nyeri yang tiba-tiba, terasa tajam dan intens.

Nyeri ini biasanya terjadi di dada sebelah kiri dan hanya berlangsung dalam hitungan detik hingga menit, dan terjadi satu atau beberapa kali sehari ketika anak sedang beristirahat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com