KOMPAS.com - Banyak anak muda memiliki impian bisa bertemu pasangan hidupnya sebelum usia 25 tahun. Harapan ini termasuk keinginan menikah muda, membangun rumah tangga dan menghabiskan seumur hidup bersama.
Faktanya, nikah muda tidak seindah dan semudah seperti kisah dongeng atau cerita film. Ada banyak tantangan bagi pasangan muda dalam menjalani hubungan sebagai suami istri.
Karena itu, ada baiknya untuk mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan untuk menikah muda. Jika tidak, perkawinan kita bisa terancam berakhir dalam perceraian. Sudah banyak contohnya di sekitar kita, baik yang dialami aktris, selebgram, atau pun teman dan kerabat sendiri.
Baca juga: Kata Dul Jaelani soal Keinginan Nikah Muda dengan Tissa Biani
Menikah dalam usia muda atau sebelum menginjak umur 25 tahun memang termasuk dalam usia yang sah secara hukum.
Namun tidak ada jaminan soal kesiapan mental seseorang ketika baru memasuki fase usia 20 tahun.
Untuk memastikannya, pertimbangkan beberapa hal ini sebelum meyakinkan diri untuk menikah muda.
Pernikahan adalah tahapan ketika kita benar-benar hidup mandiri dan terpisah dari keluarga. Bersama pasangan, kita berusaha membangun kehidupan sendiri.
Yakinkan diri untuk mampu bersikap mandiri secara finansial, emosional dan moral sebelum melangkah ke altar pernikahan.
Baca juga: 5 Masalah yang Kerap Muncul di Usia Satu Tahun Pernikahan
Uang bukan yang terpenting namun penting sebagai bekal menjalani kehidupan pernikahan. Sebaiknya kita dan pasangan memiliki penghasilan sendiri untuk biaya kehidupan sehari-hari, tabungan dan investasi.
Tujuannya agar kita tak bergantung pada orang lain dan membuat rumah tangga jauh dari masalah finansial.
Baca juga: Mengenali Tanda Sudah Siap Menikah Secara Finansial
Menikah membuat kita dan pasangan aktif secara seksual. Karena itu, tingkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan reproduksi khususnya bagi perempuan.
Lakukan vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan bersama pasangan sebelum menikah. Usia 20-an sebenarnya adalah fase ideal untuk memiliki anak namun perhatikan pula soal kesiapan fisik dan mentalnya.
Baca juga: Apa Saja yang Bisa Jadi Poin Kesepakatan dalam Perjanjian Pranikah?
Stabilitas emosional adalah kunci pernikahan yang bahagia bagi semua pasangan. Sayangnya, banyak penelitian membuktikan banyak orang belum matang mentalnya di usia 20-an.
Jika memutuskan untuk menikah muda, pastikan benar-benar mengenal satu sama lain dengan baik dan bersedia terus meningkatkan stabilitas emosional kita dan pasangan.
Menikah sebelum usia 25 tahun mungkin akan berpengaruh pada rencana pendidikan kita. Kemungkinan kita terpaksa harus meninggalkan pendidikan karena keterbatasan waktu dan konsentrasi, khususnya jika langsung memiliki anak.
Baca juga: 5 Pertanyaan yang Perlu Kamu Tanyakan pada Diri Sebelum Menikah
Namun jika berencana melanjutkan pendidikan setelah menikah, diskusikan dengan pasangan soal konsekuensinya. Pastikan agar hal tersebut tidak mengganggu pembagian tugas harian dan rencana punya anak.
Pasangan muda sering menggampangkan persoalan tempat tinggal di awal pernikahan. Kebanyakan berencana tinggal bersama orangtua atau mertua sebelum punya rumah sendiri.
Ironisnya, pengaturan ini sering membawa masalah dalam hubungan pernikahan. Untuk mencegahnya, pastikan untuk membuat batasan privasi agar tidak terganggu.
Jika berencana punya tempat tinggal sendiri, atur dengan baik keuangan keluarga agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.
Baca juga: Penting, Pria Harus Mempelajari 8 Hal Ini Sebelum Menikah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.