Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walau Sedikit, Konsumsi Minuman Beralkohol Tetap Bahaya

Kompas.com - 21/05/2021, 20:11 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Di dunia kesehatan, kita sudah biasa mendengar istilah "batasan aman" jika menyangkut konsumsi minuman beralkohol.

Akan tetapi, studi terbaru mengungkap jika batasan aman dalam mengonsumsi minuman beralkohol tidak ada.

Dalam studi observasional, para peneliti dari University of Oxford mencari hubungan antara asupan alkohol dan fungsi otak pada sekitar 25.000 orang di Inggris.

Para peneliti mencatat, konsumsi minuman beralkohol memiliki efek pada materi abu-abu otak --wilayah di otak yang memproses informasi. 

Baca juga: Pahami, Risiko Minum Alkohol pada Usia Tertentu

"Semakin banyak orang mengonsumsi minuman beralkohol, maka semakin sedikit volume materi abu-abu otak mereka," jelas penulis utama studi Anya Topiwala., yang juga peneliti klinis senior di University of Oxford.

Volume otak berkurang seiring bertambahnya usia dan lebih parah jika terkena demensia. 

Volume otak yang lebih kecil juga memerlihatkan performa lebih buruk pada daya ingat.

Menurut Topiwala, minuman beralkohol hanya berkontribusi kecil terhadap berkurangnya volume otak (0,8 persen).

"Tetapi alkohol memberikan kontribusi lebih besar daripada faktor risiko lain yang dapat dikendalikan," ucapnya.

Baca juga: Meski Bikin Ngantuk, Alkohol Justru Berefek Buruk pada Kualitas Tidur

Tidak tergantung dari jenis alkohol

Tim peneliti Topiwala juga menyelidiki apakah pola minum tertentu, jenis minuman, dan gangguan kesehatan lainnya memengaruhi kesehatan otak seseorang yang mengonsumsi alkohol atau tidak.

Hasilnya, tidak ada batasan mengonsumsi minuman beralkohol yang aman. Artinya, mengonsumsi alkohol dalam jumlah berapa pun lebih buruk daripada tidak meminum alkohol sama sekali.

Peneliti juga tidak menemukan bukti bahwa jenis minuman tertentu seperti anggur, spirits atau bir dapat memengaruhi kerusakan otak seseorang.

Hanya saja, sejumlah faktor seperti tekanan darah tinggi, obesitas atau mengonsumsi minuman beralkohol terus-menerus dapat menyebabkan orang berisiko lebih tinggi mengalami kerusakan otak.

Baca juga: Kondisi Indera Penciuman Bisa Deteksi Risiko Penyakit Demensia

"Karena kita belum menemukan obat untuk penyakit neurodegeneratif seperti demensia, mengetahui faktor-faktor yang dapat mencegah kerusakan otak sangat penting untuk kesehatan masyarakat, termasuk konsumsi alkohol," kata Topiwala.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com