Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psychotic Break, Gangguan Mental Lady Gaga Pasca Jadi Korban Perkosaan

Kompas.com - 23/05/2021, 06:50 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lady Gaga mengaku mengalami psychotic break akut pasca jadi korban perkosaan oleh salah satu produser musik. 

Kondisi ini membuatnya tak bisa hidup normal dan mengganggunya sampai saat ini. Penyanyi berjuluk Mother Monster ini mengatakan ia kerap merasakan kesakitan di sekujur tubuhnya selama berminggu-minggu.

Meski telah melakukan berbagai pemeriksaan di rumah sakit, tak ditemukan sakit fisik apapun di tubuhnya. Belakangan ia divonis menderita PTSD (post-traumatic stress disorder) setelah mengalami 'total psychotic break' selama beberapa tahun.

Istilah psychotic break mungkin bukan hal yang sering didengar oleh masyarakat awam. Namun kata ini akrab bagi para penderita kesehatan mental khususnya gangguan psikotik.

Baca juga: Lady Gaga Mengaku Jadi Korban Perkosaan di Usia 19 Tahun

Kondisi psychotic break merujuk pada episode kambuhnya gejala psikosis yang dialami oleh penderitanya. Bentuknya berupa gangguan berpikir, persepsi dan berbagai jenis lainnya.

Dikutip dari laman NAMI, National Alliance on Mental Illness, psychotic break terjadi selama  kurun waktu tertentu. Carlos Larrauri salah satu penderitanya mengaku mengalami berbagai gejala yang sebenarnya bisa jadi peringatan dini.

Namun hal ini lambat disadari olehnya sehingga kondisinya memburuk. Ia mulai begadang, bicara sendiri semalaman dan sulit berkonsentrasi.

Perilakunya memburuk ketika mulai mengisolasi dirinya sendiri, berhenti mandi, makan di dekat tong sampah dan memungut rokok sisa dari lantai.

Karena itu, sebenarnya penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat pada waktunya.

Baca juga: Simak, 5 Aktivitas Fisik Sederhana untuk Kesehatan Mental

 

Sayangnya seringkali penderita gangguan psikotik tidak mendapatkan pertolongan yang memadai sampai mengalami psychotic break ketika gejalanya memburuk.

Chantel Garrett, founder Partner for Strongminds, organisasi yang fokus pada kesehatan mental di Amerika Serikat, mengatakan gejala psikotik bisa berbeda pada tiap individu.

Salah satu keluhan paling awal yang bisa dideteksi adalah kecenderungan mengisolasi diri dari sekitarnya. "Seseorang cenderung menarik diri dari keluarga dan jaringan sosialnya," jelasnya.

Tanda-tanda lainnya ialah sulit tidur, kesulitan membaca atau memahami pembicaraan orang lain, kerap melihat bayangan atau kilatan cahaya, mendengar deringan atau suara, dan mencium aroma yang orang lain tidak rasakan.

Hal yang juga harus dipahami, gangguan psikotik adalah gejala yang sifatnya awal dan sementara. Jika tidak ditangani dengan tepat, bisa merujuk pada hal yang lebih parah termasuk halusinasi dan delusi.

Seringkali, kondisi psikotik ini menjadi penanda akan munculnya penyakit mental seperti PTSD, skizofrenia atau gangguan bipolar.

Baca juga: Wajib Tahu, Inilah Tanda bahwa Anak Mengalami Masalah Mental

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com