Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/05/2021, 09:17 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Osteoporosis adalah penyakit yang mempengaruhi kekuatan tulang. Tulang menjadi melemah, hingga bahkan mudah patah. 

Bagi kebanyakan orang dewasa, puncak massa tulang terjadi sekitar usia 35 tahun.

Saat itulah tulang -yang merupakan jaringan hidup, mencapai tingkat kekuatan dan kepadatan maksimumnya.

Setelah itu, massa tulang mulai menurun secara perlahan selama bertahun-tahun.

Baca juga: Orang dengan Batu Ginjal Berisiko Alami Osteoporosis, Benarkah?

Kondisi ini terjadi pada pria dan wanita, tetapi kepadatan tulang menurun lebih cepat pada wanita setelah menopause.

Dengan demikian dapat dilihat, usia adalah salah satu faktor risiko osteoporosis yang jelas tidak dapat kendalikan.

Kita juga tidak dapat berbuat banyak untuk mengubah beberapa faktor risiko lain, seperti memiliki riwayat keluarga osteoporosis atau sering patah tulang.

Atau, kondisi mereka yang bertubuh kecil -tulang pada orang bertubuh kecil biasanya lebih ringan dan lebih kurus, selain -seperti disebut sebelumnya, usia menopause.

Tetapi, -terlepas dari itu, ada faktor risiko yang dapat kita kendalikan untuk mencegah atau menunda osteoporosis dengan tiga cara. 

Tulang kita membutuhkan nutrisi khusus untuk berkembang dengan baik dan untuk tetap sehat dan kuat di tahun-tahun selanjutnya.

Baca juga: 4 Faktor Risiko yang Memicu Osteoporosis pada Pria

Vitamin dan mineral tidak hanya mencakup kalsium, tetapi banyak nutrisi pendukung tulang lainnya.

Nutrisi pendukung tulang antara lain fosfor, kalium, magnesium, seng, mangan, tembaga, protein, dan vitamin D, K, C, dan A.

Untuk mendapatkan lebih banyak nutrisi ini dalam tubuh, diet sehat yang dapat dilakukan.

Sayuran berdaun gelap: Satu cangkir lobak matang mengandung sekitar 200 miligram kalsium, yaitu sekitar 20 persen dari asupan harian yang direkomendasikan orang dewasa.

Ubi jalar: Mengandung magnesium dan kalium, yang menetralkan asam dalam tubuh yang dapat melepaskan kalsium dari tulang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com