KOMPAS.com - Ghosting menjadi salah satu silent treatment paling menyakitkan dalam sebuah hubungan.
Perilaku ini belakangan menjadi fenomena dalam dunia percintaan modern yang dialami oleh banyak anak muda.
Seseorang ditinggalkan tanpa penjelasan dalam hubungannya, sehingga tidak tahu harus berbuat apa.
Baca juga: Hindari Ghosting, Ini 4 Cara Akhiri Hubungan Walau Sulit
Dampaknya bahkan bisa lebih buruk dibandingkan hubungan yang benar-benar berakhir.
Ghosting membuat seseorang ragu untuk terus melangkah, namun juga tak yakin untuk bertahan dalam situasi yang serba tidak jelas itu.
Dampak psikologisnya juga beragam mulai dari perasaan marah, tidak dihargai, kesedihan mendalam, sampai depresi.
Karena itu, kita harus berani untuk move on jika merasa sudah menjadi korban ghosting.
Berikut adalah lima cara sehat untuk menghilangkan kegalauan pasca menjadi korban perilaku tak beretika ini.
Cari tahu lebih jauh soal hubungan yang kita miliki untuk memastikan apakah sudah menjadi korban ghosting.
Kejujuran dan transparansi dapat membantu kita memastikan soal kondisi yang dihadapi.
Silent treatment dalam hubungan pertunangan jelas perlu penanganan yang berbeda dibandingkan saat masih pacaran.
Berikan pasangan batasan waktu untuk memastikan status hubungan kita.
Jika sikap diamnya masih terus berlanjut selama berminggu-minggu hingga bulanan maka bisa dipastikan dia tidak layak untuk ditunggu.
Baca juga: Viral Kisah Korban Ghosting, Ternyata Kekasihnya Tak Pernah Ada
Sebagai closure, kita bisa mengirimi pesan yang memintanya menghubungi dalam jangka waktu tertentu.
Jika tidak ada kejelasan maka anggaplah hubungan tersebut sudah berakhir.