Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/06/2021, 14:07 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Penyakit jantung bawaan merupakan penyakit jantung yang telah ada sejak lahir, akibat pembentukan jantung yang tidak sempurna pada fase awal perkembangan janin.

Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun lahir 50.000 bayi dengan penyakit jatung bawaan (PJB). Penyakit ini bisa dideteksi lewat pemeriksaan dan gejala pada minggu-minggu awal kelahiran bayi, misalnya saja tubuh bayi membiru, napas tersengal-sengal saat menyusu, atau berat badannya susah naik.

Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr.Radityo Prakoso, Sp.JP (K), hanya sebagian kecil saja pasien PJB yang mendapat penanganan memadai.

“Pasien PJB memiliki harapan hidup tiga kali lebih besar bila ditangani oleh dokter spesialis jantung dan bedah jantung bawaan secara benar,” kata Radityo dalam acara talkshow yang digelar virtual oleh Heartology Cardiovascular Center RS Brawijaya Jakarta beberapa waktu lalu.

Baca juga: 4 Cara Mencegah Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak

Ia mengatakan, walau pasien PJB sudah ditangani saat anak-anak, tetap diperlukan konsultasi dan pemeriksaan secara rutin pada masa remaja dan dewasa.

Jika tidak dipantau, dikhawatirkan akan terjadi penurunan fungsi jantung.

“Dengan berkonsultasi secara teratur, kerusakan ini dapat dideteksi secara dini,” ujarnya.

Intervensi tanpa operasi

Perkembangan teknologi kedokteran kini memungkinkan penyakit jantung bawaan untuk dikoreksi atau diobati, tanpa tindakan operasi.

Baca juga: 9 Komplikasi Penyakit Jantung Bawaan yang Perlu Diwaspadai

Menurut Radityo, intervensi kateter Zero Fluoroscopy (tanpa radiasi) merupakan teknik mutakhir penanganan PJB tanpa pembedahan.

“Teknik ini menggunakan bantuan imaging murni dari ekokardiografi, tanpa menggunakan sinar radiasi,” katanya.

Di Indonesia, metode ini dipelopori oleh dokter Radityo dan sekarang sudah bisa dilakukan di Heartology.

“Keuntungan Zero Fluoroscopy antara lain hari perawatan yang singkat, penggunaan anestesi dan obat-obatan lebih sedikit, bekas luka sayatan sangat kecil, serta biaya lebih efektif,” katanya.

Baca juga: Anak Miliki Murmur Jantung, Berbahayakah?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com