Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/06/2021, 10:13 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Kanker paru masih menjadi kanker paling mematikan di dunia, termasuk di Indonesia.

Data GLOBOCAN 2020 menunjukkan bahwa kematian karena kanker paru di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 18 persen. Diperkirakan di Indonesia empat orang meninggal akibat penyakit ini setiap jamnya.

Salah satu penyebab banyaknya kematian akibat kanker paru adalah keterlambatan pasien melakukan pemeriksaan. Sebagian besar pasien datang ke dokter dengan kondisi kanker stadium lanjut.

Gerakan Nasional Indonesia Peduli Kanker Paru (IPKP) dan Komunitas Kanker CISC meminta kepada pemerintah agar kanker paru menjadi prioritas nasional, termasuk mendapat pengobatan sesuai tipe kanker paru yang dialami.

Baca juga: Pentingnya Deteksi Dini, Berikut Gejala Awal Kanker Paru

“Harapan kami kedepannya agar pemerintah dapat memprioritaskan ketersediaan akses terhadap pengobatan inovatif untuk kanker seperti terapi target dan imunoterapi, sebagai bagian dari jaminan akses pasien terhadap pengobatan kanker paru yang terbaik,” kata Koordinator Kanker Paru untuk CISC, Megawati Tanto.

Saat ini JKN hanya menjamin pengobatan personalisasi bagi penyintas kanker paru dengan mutasi EGFR positif. Padahal, hampir 60 persen dari penyintas kanker paru memiliki mutasi EGFR negatif dan masih hanya mendapatkan pengobatan kemoterapi.

Padahal, pengobatan kanker paru di Indonesia semakin inovatif dalam teknologi dan berstandar internasional termasuk imunoterapi.

Baca juga: Imunoterapi Disebut Inovasi Terapi Kanker yang Minim Efek Samping

Anggota Pokja Onkologi Toraks Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Dr.Sita Laksmi Andarini Ph.D, Sp.P(K), mengatakan pengobatan kanker paru di Indonesia mengikuti panduan tatalaksana Kanker Paru dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia sesuai dengan pedoman internasional, termasuk pembedahan, radioterapi, kemoterapi.

“Terobosan dalam teknologi penanganan kanker paru terus berkembang dan tersedia di Indonesia dapat meningkatkan rata-rata angka harapan hidup atau median overall survival rate serta kualitas hidup penderita kanker paru di Indonesia.”kata Sita.

Pengobatan terkini adalah Imunoterapi yang langsung menyasar atau menghambat pertemuan sel imun yang kerap dimanfaatkan oleh sel kanker untuk menghindari serangan dari sistem imun atau daya tahan tubuh.

Imunoterapi dinilai dapat memberikan harapan hidup yang panjang bagi penderita kanker paru.

Baca juga: INFOGRAFIK: Ciri Batuk yang Mengarah Gejala Kanker Paru-paru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com