Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengurangi Limbah Lewat Program Daur Ulang Popok Bekas

Kompas.com - 04/06/2021, 18:17 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Popok sekali pakai sudah menjadi salah satu kebutuhan para ibu yang memiliki bayi karena praktis. Namun, sampah popok sekali pakai ini bisa menjadi ancaman baru bagi lingkungan.

Rata-rata seorang bayi memakai 3-4 popok sekali pakai dalam sehari. Padahal, setiap tahun sekitar 4.2 hingga 4.8 juta bayi lahir di Indonesia.

Upaya untuk mengurangi limbah popok mulai dilakukan berbagai pihak, salah satunya dari PT.Softex Indonesia (Kimberly-Clark Softex) selaku produsen produk popok.

Baca juga: Mengapa Anak Sulit Lepas dari Popok Sekali Pakai?

“Tantangan kami adalah menyediakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen sekaligus mengurangi jejak lingkungan sebagai cara untuk membantu masyarakat memiliki kehidupan yang lebih baik,” kata Hendra Setiawan, Presiden Direktur Kimberly-Clark Softex.

Duitin bertanggung jawab untuk menjalankan, mengumpulkan, dan mengirimkan popok bekas ke fasilitas pengolahan mitra Kimberly-Clark Softex.Dok Kimberly-Clark Softex Duitin bertanggung jawab untuk menjalankan, mengumpulkan, dan mengirimkan popok bekas ke fasilitas pengolahan mitra Kimberly-Clark Softex.
Ia mengatakan, Kimberly-Clark Softex telah menandangani kerjasama dengan platform ekonomi sirkular, Duitin, untuk mendorong pengumpulan popok bekas yang akan didaur ulang. Program ini akan berfokus di wilayah Tangerang Selatan dan Jakarta Selatan.

Diharapkan program ini dapat mendaur ulang 9.5 ton popok bekas setiap bulannya atau sekitar 65 ton pada akhir tahun 2021.

Duitin bertanggung jawab untuk menjalankan, mengumpulkan, dan mengirimkan popok bekas ke fasilitas pengolahan mitra Kimberly-Clark Softex (PT Softex Indonesia) mulai akhir Juni 2021.

Baca juga: Peduli Sampah, Pemuda Cianjur Ini Sulap Popok Bekas Jadi Pot Warna-warni

Hasil pengumpulan popok bekas kemudian akan diproses oleh Sarana Olah Sampah - komunitas lokal yang membantu dalam pemilahan, pemilihan dan pengolahan sampah melalui metode konvensional - menjadi produk kerajinan tangan yang memiliki nilai tambah.

"Kami berharap program ini dapat mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan yang bermakna dengan memilah dan mendaur ulang sampah, serta meningkatkan standar kehidupan dan citra para pekerja dalam bidang pengumpulan sampah daur ulang ke ranah profesional,” kata Adijoyo Prakoso, Co-Founder Duitin.

Baca juga: Profil Penemu Popok: Marion Donovan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com