Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rebahan Doang, tapi Kok Badan Malah Jadi Pegal-pegal?

Kompas.com - 15/06/2021, 12:57 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Karena banyak beraktivitas di rumah, frekuensi rebahan jadi meningkat. Namun, banyak yang malah merasakan tubuhnya pegal dan kaku meski tidak melakukan apa-apa sepanjang hari.

Bermalas-malasan di kasur dengan ditemani smartphone dan camilan sembari menyimak serial favorit rasanya sudah jadi kegiatan kesukaan banyak anak muda. Rebahan, demikian istilahnya, bahkan sudah dikategorikan menjadi hobi pengisi waktu.

Sayangnya, aktivitas berdiam diri ini seringkali malah membuat badan terasa kaku. Bukannya menjadi lebih fresh, kita harus berkutat dengan tubuh yang terasa sakit setelah bermalas-malasan seharian.

Dokter umum, dr. Edo Adimasta menjelaskan ada beberapa alasan yang membuat badan terasa pegal karena terlalu banyak rebahan.

Baca juga: Untuk Kaum Rebahan, Berikut 8 Tanda Kamu Tak Cukup Banyak Bergerak

 

"Pertama karena ada otot yang tertimpa sehingga peredarah darah kurang lancar," jelasnya pada virtual media briefing Combiphar Health Desk pada Selasa (15/06/2021).

Ketika rebahan, kita berdiam pada satu posisi yang sama dalam waktu lama sehingga memberikan tekanan pada titik tertentu pada tubuh. Otot di bagian tubuh itu terbebani dan menghalangi peredaran darah.

Efeknya, tambah Edo, tubuh merasakan nyeri ringan atau pegal-pegal setelah beberapa waktu.

Penyebab kedua adalah kerja otot yang tidak ideal karena posisi tubuh yang kurang baik. Medical Expert Combiphar ini menambahkan, otot di tubuh selalu hadir sepasang dan bekerja dengan saling merespon.

Baca juga: Jangan Mager, Yuk Lakukan Peregangan Sambil Nonton Film

Sayangnya, tubuh tidak bisa bekerja optimal dan saling menopang ketika kita terlalu banyak rebahan.

Asep Azis, SST. Ft, Sports & Physical Physiotherapis menambahkan rasa pegal yang dirasakan saat terlalu sering rebahan ada kaitannya dengan daya tahan otot.

"Aktivitas fisik turun ketika terlalu banyak rebahan, jadi otot kelelahan," tambahnya.

Tubuh merespon minimnya gerakan dengan penurunan sirkulasi darah yang menyebabkan otot kekurangan oksigen. Hal ini kemudian merangsang saraf perasa nyeri di otak yang memicu kita merasa pegal dan kaku.

Baca juga: Jangan Anggap Sepele Pegal dan Nyeri Otot Kala WFH

Pria yang kini mendampingi timnas sepakbola Indonesia ini menerangkan, efeknya bukan hanya pegal di tubuh saja. Ada beberapa masalah lainnya yang harus diwasapadai termasuk pula nyeri sendi dan sakit kepala.

Namun, efek yang dirasakan bisa sangat berbeda bagi setiap orang sesuai dengan sensitivitasnya.

Ia menyarankan untuk tetap menjaga aktivitas fisik dan mengurangi intensitas rebahan alias bermalas-malasan. Gerakkan tubuh dan lakukan aktivitas peregangan secara berkala agar tubuh tidak menjadi lemah dan berdampak buruk pada kesehatan.

 Baca juga: Banyak Duduk di Rumah, Jangan Lupa Lakukan Peregangan

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com