Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terinspirasi Ronaldo, Ketahui 7 Efek Buruk Kebiasaan Minum Softdrink

Kompas.com - 15/06/2021, 19:39 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Bintang sepakbola Cristiano Ronaldo jadi pembicaraan karena menyingkirkan minuman bersoda di meja saat jumpa media pertandingan Euro 2020.

Ia kemudian mengingatkan publik pentingnya air putih untuk kesehatan tubuh. Saran ini agaknya harus didengarkan, terbukti dari fisiknya yang bugar dan terus terjaga di usia 36 tahun.

Sebenarnya, softdrink sudah sejak lama dikenal sebagai sumber masalah bagi kesehatan. Hal ini karena kandungan gula dan kalori yang sangat tinggi dalam sebotol minuman bersoda.

Berlaku juga untuk minuman soda diet meski diklaim lebih rendah gula dan kalori. Kebiasaan menenggak minuman bersoda akan memicu berbagai risiko kesehatan yang berbahaya.

Baca juga: Cristiano Ronaldo Berang Disuguhi Soda, Ingatkan Pentingnya Air Putih

Berikut adalah tujuh dampak buruk minuman bersoda bagi kesehatan tubuh yakni:

  • Memicu kenaikan berat badan

Minuman bersoda mengandung fruktosa alias gula cair yang tidak bisa membuat kenyang. Bahkan kita cenderung ingin makan lagi sehingga menambah jumlah asupan kalori yang masuk ke tubuh.

Hal ini memicu kenaikan berat badan dan obesitas dalam jangka panjang. Salah satu penelitian pada anak-anak membuktikan, setiap porsi minuman manis setiap hari dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas sebesar 60 persen.

Baca juga: 7 Alasan Mengapa Perlu Menghindari Soda

  • Menyebabkan pembentukan lemak di hati

Fruktosa berlebih dalam sekaleng minuman bersoda membuat kerja organ liver bertambah. Metabolisme berlebih ini kemudian menjadikannya sebagai lemak yang bisa menyebabkan bebeberapa masalah kesehatan.

Jumlah lemak yang berlebihan dapat menyebabkan penyakit hati berlemak nonalkohol.

  • Menyebabkan resistensi insulin

Kebiasaan minum soda membuat tubuh kurang sensitif atau resisten terhadap efek insulin. Akibatnya, pankreas harus membuat lebih banyak insulin untuk mengeluarkan glukosa dari aliran darah sehingga kadarnya berlebihan.

Kondisi ini menjadi pemicu utama penyakit sindrom metabolik termasuk diabetes tipe dua dan penyakit jantung.

Baca juga: Memahami Hubungan Gula Darah dan Insulin

  • Salah satu penyebab utama diabetes tipe dua

Diabetes yang kini menjadi salah satu penyakit paling mematikan di dunia seringkali disebabkan karena pola makan tak sehat termasuk minuman bersoda.

Penelitian yang mengamati konsumsi gula dan diabetes di 175 negara membuktikan, setiap 150 kalori gula per hari atau sama dengan satu kaleng soda dapat meningkatkan risiko diabetes tipe dua sebesar 1,1 persen.

  • Memicu risiko kanker

Studi pada lebih dari 60.000 orang dewasa menunjukkan kebiasaan minum dua kaleng atau lebih soda manis per minggu meningkatkan risiko kanker pankreas sebanyak 87 persen.

Ada juga penelitian yang membuktikan, wanita pascamenopause yang minum banyak soda manis berisiko lebih besar terkena kanker endometrium atau kanker lapisan dalam rahim.

Baca juga: Inilah 7 Makanan Sehat yang Menurunkan Risiko Kanker

  • Penyakit jantung

Minuman berpemanis termasuk soda meningkatkan risiko penyakit jantung termasuk gula darah tinggi, trigliserida darah, dan partikel LDL kecil yang padat.

Penelitian yang dilakukan selama 20 tahun pada 40.000 pria membuktikan, mereka yang minum satu jenis minuman manis per hari memiliki risiko 20 persen lebih tinggi mengalami atau meninggal akibat serangan jantung.

  • Menyebabkan asam urat

Asam urat yang ditandai dengan peradangan dan nyeri pada persendian juga bisa disebabkan oleh minuman berkarbonasi ini. Alasannya, kadar fruktosa tinggi dalam soda menyebabkan darah mengkristal dan memicu gejala penyakit ini.

Hal ini juga ditunjang dengan penelitian yang menyebutkan, terjadi peningkatan risiko asam urat pada wanita sebanyak 75 persen dan hampir 50 persen pada pria akibat kebiasaan minum soda.

Baca juga: Rematik dan 5 Penyakit Lain dengan Gejala Mirip Asam Urat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com