Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/07/2021, 14:33 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - "Kunci untuk mengobati demensia adalah pencegahan."

Demikian penegasan Dr. Sanjay Gupta, Kepala Koresponden Medis CNN yang juga ahli bedah saraf, dalam buku terbaru barunya Stay Sharp: Build a Better Brain at Any Age.

Gupta mencatat, perubahan otak yang mengakibatkan kepikunan telah ditemukan mulai 20-30 tahun sebelum diagnosis.

Dengan demikian data tersebut dapat digunakan untuk bahan pencegahan, dan sepantasnya dijadikan hal yang mendesak dan bahkan berharga.

Baca juga: Bermain Musik Dapat Mengurangi Gejala Demensia? Ini Penjelasannya

"Kebetulan bahwa hal yang sama yang dapat kita lakukan untuk mengurangi risiko penyakit adalah apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kualitas hidup," tambah dia.

Lebih jauh dia mengungkapkan lima cara yang mulai dapat dilakukan oleh siapa pun untuk mengantisipasi "serangan" demensia, dan menjalani kehidupan yang lebih baik, mulai hari ini.

1. Olahraga

Olahraga adalah hal terpenting yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan otak.

“Olahraga, baik aerobik maupun nonaerobik (latihan kekuatan), tidak hanya baik untuk tubuh, bahkan lebih baik untuk otak,” tulis Gupta dalam Keep Sharp.

"Hubungan antara kebugaran fisik dan kebugaran otak jelas, langsung, dan kuat," sambung dia.

Gupta juga merekomendasikan gerakan teratur, apakah itu naik tangga daripada lift, atau  pun olahraga berat.

Jika kita berolahraga secara teratur, Gupta menyarankan untuk mencampurnya di dalam rutinitas keseharian kita. 

2. Bergaul

Interaksi sosial adalah salah satu prediktor besar neurogenesis, atau penciptaan sel-sel otak baru, yang mencegah demensia.

Penjelasan ini diberikan Gupta dalam sebuah artikel di South China Morning Post.

Baca juga: Jantung yang Sehat Kurangi Risiko Demensia

"Interaksi sosial berada di urutan teratas dalam hal pembuatan sel-sel otak baru," sebut dia.

"Berhubungan dengan orang lain sudah lama dipahami sebagai hal yang penting. Tapi kita sekarang tahu, kebiasaan itu pun mengarah pada pelepasan hormon tertentu," ungkap Gupta. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com