Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Orang Sulit Lepas dari Kecanduan Sabu-sabu?

Kompas.com - 08/07/2021, 15:40 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Nia Ramadhani dan suaminya, Ardi Bakrie, ditangkap polisi karena dugaan penyalahgunaan narkoba jenis sabu-sabu.

Kabar ini cukup mengejutkan karena keduanya dinilai punya kehidupan yang jauh dari penggunaan obat terlarang. Faktanya, pasangan ini terpaksa harus berurusan dengan pihak berwajib dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Narkoba jenis sabu-sabu juga dikenal dengan nama metamfetamin, dengan kandungan stimulan yang menargetkan sistem pusat saraf manusia.

Kandungan ini sebenarnya dipakai untuk mengobati Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dengan takaran dan pengawasan yang ketat oleh ahlinya.

Baca juga: Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Narkoba

Sayangnya, jenis candu ini banyak beredar dengan ilegal di jalanan dan sangat berbahaya. Sabu-sabu seperti ini tidak memiliki kegunaan medis dengan bentuk dan kandugan yang sangat bervariasi.

“Sabu-sabu selalu sintetis (bukan organik) dan diproduksi secara ilegal,” ujar Deni Carise, PhD, Kepala Sains di Pusat Pemulihan Amerika dan asisten profesor di Fakultas Kedokteran Perelman University of Pennsylvania.

Karena semua sabu-sabu diproduksi secara ilegal di laboratorium jalanan rahasia, tidak ada standar, ia melanjutkan.

Bahan-bahan yang digunakan biasanya mencakup kombinasi yang diekstraksi dari obat bebas yang dicampur dengan zat yang lebih mudah tersedia seperti eter, aseton, kristal yodium, atau fosfor merah.

Penggunaan sabu kerap memicu perasaan senang dan dorongan energi seketika. Ada pula yang berdampak pada nafsu makan sehingga banyak dipakai untuk menurunkan berat badan.

Baca juga: Pakai Sabu Bikin Kurus, Mitos atau Fakta?

Mengapa Orang Mudah Kecanduan Sabu?

Banyak orang pertama kali mencoba narkoba termasuk jenis sabu-sabu karena alasan coba-coba. Biasanya ini dilakukan untuk merasakan sensasi 'high' yang dengan cepat didapatkan.

Sayangnya, ini kemudian memicu kecanduan yang tidak mudah untuk dihilangkan. Kebanyakan orang harus merasakan dampak buruknya terlebih dulu baru benar-benar berniat melepaskan diri dari jerat sabu-sabu.

Metamfetamin berisiko menyebabkan kecanduan karena pelepasan neurotransmitter yang disebut dopamin. Hal ini menyebabkan peningkatan bahan kimia ini di otak dan memberikan dampak yang tidak bisa disepelekan.

Pasalnya, dopamin dikaitkan dengan fungsi motorik, motivasi, penghargaan, dan pusat kesenangan di dalam otak.

Baca juga: Kenali 5 Lingkungan Kerja Toxic yang Bisa Bikin Terjerumus Narkoba

"Sabu-sabu menyebabkan peningkatan suasana hati yang intens atau euforia yang jauh lebih kuat daripada kokain," kata Carise.

Peningkatan dopamin yang tidak wajar ini kemudian yang membuat banyak orang terus-menerus ingin menggunakan narkoba ini.

Halaman:
Sumber WebMD
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com