Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata Resiliensi Orang Indonesia Tergolong Rendah, Apa Artinya?

Kompas.com - 10/07/2021, 16:04 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 tidak hanya memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan secara fisik, tetapi juga mental -seperti stres, kecemasan, dan lainnya.

Selain karena penyakit Covid-19 itu sendiri, masalah kesehatan mental ini pun timbul akibat dari pembatasan sosial, guncangan ekonomi, hingga ketidakpastian akan perubahan situasi.

Oleh sebab itu, untuk bisa menghadapi Covid-19 dan masalah kesehatan mental yang mengikutinya, kita perlu melakukan resiliensi.

Baca juga: Membentuk Resiliensi untuk Mengurangi Kecemasan

Resiliensi adalah kemampuan bangkit kembali secara positif dari kejadian yang tidak menyenangkan.

Baru-baru ini, tim peneliti dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) menyelesaikan sebuah studi mengenai resiliensi orang Indonesia.

Penelitian tersebut dilakukan secara daring pada periode akhir Mei hingga awal Juni 2021.

Mereka melibatkan sebanyak 5.817 responden dengan kisaran usia 18-82 tahun dari berbagai macam lapisan profesi.

"Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan dan faktor-faktor resiliensi orang Indonesia."

Demikian dikatakan salah satu penulis studi sekaligus psikolog, Bagus Takwin, SPsi, MHum dalam webinar bersama Fakultas Psikologi UI, Sabtu (10/7/2021).

"Sehingga, kami dapat merekomendasikan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan resiliensi, kesehatan mental, dan kebahagiaan orang-orang di masa pandemi," sambung dia.

Resiliensi orang Indonesia rendah

Berdasarkan temuan studi, secara umum, rata-rata resiliensi orang Indonesia tergolong rendah.

Baca juga: Cara Membiasakan Berpikir Positif untuk Mengatasi Kecemasan

Artinya, mereka sulit untuk kembali ke keadaan semula setelah mengalami kejadian sulit yang traumatis.

Orang Indonesia cenderung tidak tahan terhadap tekanan, dan pesimistis melihat masa depan ketika mengalami situasi yang menekan.

Ada pun faktor utama penyebab resiliensi orang rendah adalah karena menurunnya afek positif atau sesuatu yang membuat mereka merasa senang dan bersemangat.

"Resiliensi rendah bukan karena menderita penyakit, tetapi karena orang-orang kehilangan kesenangan mereka."

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com