Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Makanan Tertentu Picu Kolesterol Tinggi?

Kompas.com - 21/07/2021, 09:16 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Ketika bicara soal daging, misalnya di momen Idul Adha seperti saat ini, banyak dari kita yang langsung berpikir kolesterol naik.

Tak hanya terhadap daging, banyak orang juga meyakini makanan-makanan tertentu sebagai pemicu kolesterol tinggi. Misalnya, telur.

Nah, sebetulnya, benarkah makanan tertentu dapat memicu kolesterol tinggi?

Melansir Cleveland Clinic, kolesterol adalah zat lilin yang dapat menempel di dinding-dinding arteri dan menyebabkan penyakit seperti serangan jantung dan stroke.

Untuk itu, kita dianjurkan untuk membatasi asupan kolesterol maksimal 300 miligram per hari.

Namun, para ahli meyakini bahwa konsumsi makanan tinggi kolesterol tak secara signifikan memengaruhi tingkat kolesterol dalam darah.

Kardiolog Steven Nissen, MD mengatakan, sekitar 85 persen kolesterol di dalam darah diproduksi oleh tubuh di hati. Ini tidak langsung berasal dari kolesterol yang kita makan.

"Tubuh kita memproduksi jumlah kolesterol tertentu lebih besar daripada yang kita makan. Jadi, menghindari makanan tertentu yang tinggi kolesterol sebetulnya tidak terlalu berdampak terhadap kolesterol dalam darah," katanya.

Sementara itu, laman Harvard T.H. Chan School of Public Health mencatat, pengaruh pada tingkat kolesterol dalam darah datang dari lemak dan karbohidrat yang kita konsumsi dalam pola makan keseluruhan, bukan dari jumlah kolesterol yang konsumsi dari makanan.

Jenis lemak dalam pola makan kita menentukan jumlah kolesterol total, kolesterol baik (lipoprotein densitas tinggi/HDL), dan kolesterol jahat (lipoprotein densitas rendah/LDL) dalam darah.

Kolesterol LDL bisa menyebabkan penumpukan plak di arteri, sedangkan kolesterol HDL membantu mencegah penumpukan plak.

Itulah menggapa LDL disebut kolesterol jahat yang harus kita hindari karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Profesor Epidemiologi dan Nutrisi dari Harvard T.H. Chan School of Public Health dan Profesor Kedokteran dari Harvard Medical School, Walter Willet mengatakan, makanan seperti daging atau telur memang perlu dibatasi, tapi bukan karena kandungan kolesterolnya.

Ia mencontohkan makanan seperti unggas atau ikan yang mengandung kolesterol dengan jumlah moderat. Tapi, keduanya kerap dikategorikan sebagai makanan sehat. Ikan, misalnya, mengandung asam lemak omega-3 esensial.

"Jadi, bukannya satu makanan tidak memberikan efek terhadap kadar kolesterol, efeknya ada tapi kecil. Selain itu, efeknya bisa saja meningkatkan kolesterol baik dan jahat, sehingga sebetulnya ini lebih rumit."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com